Terbang

"Yang kamu perluin cuma tutup mata kamu." Anak laki-laki itu berkata pada perempuan mungil di sebelahnya.

"Yakin bisa terbang?" Perempuan itu ragu bertanya. 

Anak laki-laki itu mengangguk mantap. "Pastinya dong. Kamu tinggal tutup mata kamu lalu biarin udara menyentuh kulitmu. Rasakan lembutnya, halusnya..."

Perempuan itu lantas mengikuti instruksi dari temannya itu. Ia menutup matanya perlahan. Angin dari gedung lantai 13 itu langsung menerpa wajahnya.

"Lembutnya..."

Perempuan itu merasakan kulit-kulit wajahnya digelitik oleh angin senja itu. Dia terkikik sebentar.

"Hus. Gak boleh ketawa. Kamu harus bisa rasain..."

Perempuan itu langsung terdiam.

"Sekarang, kamu bentangin tangan kamu. Terus mulai hitung. Satu..."

Perempuan itu membentangkan tangannya lebar-lebar. Sebentar lagi aku terbang.

"Dua."

Anak perempuan itu mulai berjinjit.

"Tiga."

Perempuan itu merasakan kakinya melayang ke udara, tidak menampak pada benda padat di bawahnya. Ia membuka mata lalu melihat gumpalan awan bertemu wajahnya.

"Apa kubilang! Kematian bisa buat kamu terbang!" Anak laki-laki itu lantas tersenyum senang.


Di bawah, dua orang anak jalanan ditemukan meninggal terjun dari lantai 13.






2 komentar