(Belajar) Menjadi Suami Pengertian Lewat 3 Dara 2

Awal bulan lalu, saya berkesempatan untuk menonton film terbaru dari trio Tora Sudiro, Adipati Dolken, dan Tanta Ginting: 3 Dara 2. Film ini merupakan sekuel dari film pertamanya dengan judul yang sama yang berhasil menembus angka penonton 500.000. Masih memasang formula yang sama, kali ini tiga tokoh utama dikisahkan telah berumah tangga. Kali ini tidak ada kutukan-kutukan menjadi perempuan. Mereka dihadapkan pada masalah yang lebih serius: rumah tangga.

Sumber: Bookmyshow

Berawal dari Jay, Afandi, dan Richard yang kehilangan seluruh hartanya karena ditipu agen investasi Bowo (Dwi Sasono), mereka harus tinggal di rumah Eyang Putri (Cut Mini) demi bertahan hidup. Masalah mulai muncul tatkala para istri mulai bekerja untuk mencari uang. Trio ini ‘terpaksa’ berperan menjadi bapak rumah tangga yang bertugas mengurus rumah. Bersamaan dengan itu, mereka mencari cara agar bisa terlepas dari pekerjaan rumah tangga yang harus mereka lakukan. Belum lagi ada Jentu (Soleh Solihun) yang setia mengekori mereka. Berhasilkah mereka kembali pada kehidupan semula?

Jika kalian mencari film komedi romantis tanpa perlu banyak mikir, ini adalah film yang cocok bagi kalian. Dibuka dengan adegan ala film Inception, film ini sukses menarik perhatian saya. Meski pada akhirnya formula komedi khas Indonesia yang monoton membuat saya hanya bisa mengulas senyum. Di beberapa bagian film, ada titik-titik tawa namun tak bikin terbahak.

Yang patut diacungi jempol adalah adegan-adegan imajinasi yang dialami para tokohnya. Monty Tiwa berhasil menyelamatkan film ini dengan scene-scene cerdas seperti memasukkan unsur horor, dan twist-twist yang amat ‘belok’ hingga nggak ketebak. Sayangnya, pondasi ceritanya menurut saya masih cukup lemah.

Para aktor membawakan perannya dengan apik. Saya sendiri amat menikmati karakter yang dibawakan oleh Tanta Ginting. Ia berhasil membawakan karakternya tanpa pola berlebihan. Belum lagi scene-scene yang dimainkan Tanta Ginting itu tergolong lucu dan pas buat dicerna. Di sisi lain, Tora Sudiro yang seharusnya menjadi inti dari cerita ini seolah melempem. Saya nggak tahu apa yang salah. Mungkin adegan yang diberikan atau dialog yang kurang pas. Kayak kurang garam.

Secara garis besar, film ini layak ditonton. Pesan  dari film ini sampai kepada saya yang menonton. Kadang kita perlu memasukkan kaki kita ke dalam sepatu sang Istri. Kita harus dapat memahami peran istri. Konsep setara dalam rumah tangga amat terasa sepanjang film. Di luar segala kekurangannya, film ini adalah film yang menghibur. Bukankah itu sudah cukup?



1 komentar

  1. 3 Dara 2, film komedi dengan pesan yang tersampaikan dengan 'halus'. 😊

    BalasHapus