Mengulik Resep Sukses Bisnis Pempek ala Jimmy Devaten


Apa sih yang ada di benak kalian ketika mendengar kata ‘Palembang’? Otomatis semua tertuju pada satu panganan bernama ‘Pempek’. Yap, olahan ikan dengan tepung tapioka ini sukses menjadi ciri khas kuliner nusantara Palembang. Kepopuleran pempek tak terlepas dari sejarah kota Palembang sebagai kota Sungai. 

Dengan demografi tersebut, sumber daya ikan menjadi melimpah. Bahkan hingga saat ini, bisa dibilang keberadaan pempek menjamur di berbagai sudut kota. Mulai dari warung kecil di pinggir jalan hingga di hotel bintang lima. Pempek jadi panganan wajib yang tersaji. Bagi wong palembang pun, nggak ada waktu tertentu untuk menyantapnya. Pempek bisa dimakan sebagai sarapan, panganan menjelang makan siang hingga camilan sore atau pengeyang ketika malam. Pokoknya, sepanjang hari sepanjang waktu. 

Dengan keadaan yang seperti itu, hal ini berpengaruh pada keberadaan UMKM pempek. Jika kalian berkunjung ke Palembang, ke mana pun kalian melangkah, kalian akan menemui warung pempek. Salah satunya adalah Pempek Jimmy Devaten. Warung pempek ini terletak di Jalan Depaten Lama No. 27 Palembang. Sekilas tak ada yang berbeda dengan warung pempek kebanyakan. Namun cerita di balik warung pempek ini sukses membuat merinding seluruh badan. 

Berawal dari otodidak, Jimmy memulai karirnya di bidang kuliner Palembang. Setelah sebelumnya bekerja di salah satu toko retail besar yang ada di Palembang, Jimmy memutuskan untuk banting stir berjualan pempek. Tujuannya sederhana: ingin turut serta melestarikan budaya kuliner tak benda Palembang. Berawal dari situlah warung Pempek Jimmy Devaten hadir dan bersaing di tengah usaha pempek Palembang. 

Jimmy Devaten (credit: @deddyhuang)

Pempek Jimmy Devaten menyajikan beragam jenis pempek dengan harga yang terjangkau bagi setiap kalangan. Dengan rasa bersaing, pempek-pempek ini sukses memiliki banyak penggemar. Awalnya, Pempek Jimmy Devaten hanya fokus pada jualan di kedai saja. Pembeli datang ke toko kemudian bebas memilih pempek yang mereka akan beli. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, opsi-opsi lain mulai dilirik. Salah satunya yaitu berjualan online. 

Kedai Offline (credit: @deddyhuang)

Tak dapat dipungkiri era digital menjadi sarana baru untuk berjualan. Tak ingin ketinggalan ‘zaman’ Pempek Jimmy Devaten pun demikian. Pilihan untuk beralih turut berjualan online meski untungnya tak sebesar jualan offline jadi hal yang mesti dilakukan. Namun, tentu itu bukan tanpa hambatan. Butuh waktu lama untuk menemukan ‘racikan’ yang pas agar kualitas pempek yang dijual online sama dengan yang dibeli di toko pempek miliknya. 

Pengemasan yang pas dan kuat jadi hal yang utama. Pengemasan yang baik masuk ke dalam ‘branding’ yang ia bangun. Khusus untuk dikirim ke luar Palembang, kemasan pempek diwadahi dengan kardus yang kokoh dan tahan banting dikarenakan terdapat cairan cuko yang biasanya hadir beserta pesanan pempek. Hal inilah yang jadi krusial agar pempek yang dikirim dapat diterima dengan bentuk yang baik pula. 
Kemasan Paket (credit: IG Pempek Jimmy Devaten)

Kedua tentu memilih jasa pengiriman yang pas. Dan Pempek Jimmy Devaten memilih JNE sebagai partner pengirimannya. Bagi Jimmy, JNE membantunya karena cakupan areanya yang luas sehingga dapat dikirim dengan cepat ke seluruh nusantara. Selain itu Jimmy juga ikut ke dalam program JNE Loyalty Card. 

JNE Loyalty Card (JLC) adalah layanan khusus yang diberikan JNE kepada para pelanggan setianya berupa program keanggotaan yang memiliki beragam keuntungan seperti promo menarik, potongan harga, hingga poin-poin di setiap transaksi. Nah JLC ini juga membantu layanan jadi lebih cepat dengan program cashless di berbagai marketplace yang ada di Indonesia. Dengan mengirim barang dengan minimal transaksi Rp 25.000,- di konter JNE, maka pemegang JLC akan mendapatkan satu poin. Poin yang terkumpul dapat ditukarkan dengan beragam hadiah yang menarik. Keren bukan? 

Pengiriman (credit: IG Pempek Jimmy Devaten)

Untuk mendapatkan beragam keuntungan itu, JNE sama sekali tidak membebankan biaya apapun alias gratis. Seperti Jimmy, pelanggan cukup mendaftarkan dirinya di situs JLC (jlc.jne.co.id) kemudian menunggu kartu elektroniknya hadir. Mudah bukan? Untuk memakainya pun nggak kalah mudah. Setiap akan bertransaksi, pelanggan cukup membawa kartu JLC dan menunjukkannya ke petugas JNE. Dan voila, poin pun masuk ke pundi-pundi. 

Selain pengemasan dan pengiriman, Jimmy mengatakan yang tak boleh ketinggalan tentu rasa sabar. Ya. Saat memulai bisnis apapun, kita akan banyak menemui rintangan, kita akan menjumpai banyak watak pelanggan. Di sinilah kita diuji dan dituntut untuk terus bersabar dan berusaha memperbaiki apa yang kurang. 

Kesabaran Paling Utama (credit: @deddyhuang)

Nah, tiga cara itulah yang jadi rahasia Pempek Jimmy Devaten bertahan. Bahkan sampai saat ini, omset yang ia dapatkan hingga Rp 30.000.000 per bulan, loh! Keren bukan? 

Bagaimana? Tertarik untuk ikut serta?