Energi Cukup Gak Bikin Gugup

 

Listrik dan Gas.

Dua kata ini amat berarti bagi kehidupan manusia. Dengan listrik, kita dapat melakukan banyak hal. Listrik dan gas menjadi sumber energi utama yang kita butuhkan terutama untuk menjalankan banyak peralatan elektronik penting seperti lampu dan lainnya. Akan tetapi, di Indonesia sendiri, masih banyak orang yang tidak dapat menikmati sumber energi ini. Masih banyak kebutuhan listrik yang tidak dirasakan oleh masyarakat khususunya perdesaan.

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Selatan sebagai Organisasi Perangkat Daerah di bidang Energi memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan energi bahan bakar yang ada di Sumatera Selatan. Hal ini agar dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dan dimanfaatkan untuk kemajuan daerah sesuai dengan visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Selatan yaitu membangun Sumatera Selatan berbasis ekonomi kerakyatan yang didukung sektor pertanian, industri, UMKM yang tangguh untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan.

Untuk mencapai visi misi tersebut, sasaran strategis dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Selatan yaitu untuk mengoptimalkan pengembangan energi berkelanjutan di masyarakat dengan menyediakan kecukupan kebutuhan energi bahan bakar dan listrik bagi masyarakat.

 


Desa Listrik, Bukti Kehadiran Pemerintah

Desa adalah perkumpulan terkecil di dalam masyarakat. Di Sumatera Selatan sendiri memiliki kurang lebih 2.853 desa yang tersebar di seluruh provinsi. Terkadang, desa-desa ini terletak di daerah-daerah terpencil sehingga tidak memiliki banyak akses untuk mencukupkan kebutuhan mereka termasuk salah satunya listrik.

Oleh sebab itu, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Selatan memiliki target realisasi yang tidak main-main: 100% desa di Sumatera Selatan harus teraliri listrik. Perlahan namun pasti, persentasenya pun meningkat hingga di tahun 2022, 99.01% desa di Sumatera Selatan telah teraliri listrik. Jika dihitung, tinggal 33 desa lagi loh yang belum dialiri listrik. Angka ini sedikit mengingat akses yang tidak mudah menjangkau desa-desa tersebut.

Energi listrik ini didapatkan tidak hanya dari listrik yang dikelola oleh PLN, namun juga menggunakan sumber penerangan listrik yang dikelola oleh instansi atau pihak lain seperti Pemda, Koperasi, CSR Badan Usaha, maupun swadaya masyarakat. Kita doakan semoga target 100% desa teraliri listrik bisa cepat tercapai ya!

 

Energi Baru Terbarukan

Energi Baru Terbarukan adalah energi yang berasal dari sumber energi yang terbarukan seperti panas bumi, angin, bioenergi, sinar matahari, aliran air terjut, dan gerakan suhu lapisan air laut. Dengan krisis energi yang terus menerus meningkat sepanjang tahun. Pola industri sekarang mengacu pada keberadaan energi ini. Masyarakat diminta untuk mengkonsumsi banyak energi terbarukan termasuk di Sumatera Selatan.

Pada tahun 2022, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Selatan memiliki target realisasi sebesar 21% dari total konsumsi energi di Sumatera Selatan. Dan ternyata realisasinya melebihi ekspektasi loh. Sebesar 23.14% energi terbarukan dikonsumsi oleh pengguna dari total konsumsi final energi secara umum. Wah!

 

Gas Tersambung Bikin Untung

Indikator terakhir dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Selatan adalah dengan tersedianya sambungan gas rumah tangga. Seperti yang kita ketahui, saat ini pemerintah sedang gencar-gencarnya mencanangkan program gas rumah tangga terutama di perkotaan. Nah, jaringan distribusi gas bumi ini dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga yang efektif dan efisien khususnya di daerah dekat dengan sumber gas bumi.

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Selatan memiliki target realisasi sebesar 10.000 sambungan namun realisasinya baru sekitar 84%nya saja. Ini tetap merupakan suatu pencapaian sebab mengubah pola masyarakat ke gas bumi memerlukan tantangan tersendiri.

Nas semua itu bisa disaksikan di Sumsel Energy Festival loh. Jadi, yuk tonton bersama.

Life Jacket, Si Penyelamat Hidup


“Kak, pake jaketnyo ye,” salah satu petugas speed boat berbicara pada penumpang di depanku. Kala itu aku dengan teman-teman antre menaiki speed boat menuju Pulo Kemaro untuk sekadar bertamasya sehabis penat ujian semester waktu kuliah.

“Ai dak usahlah bejaket-jaket, Pak. Panas,” tukas penumpang tersebut sembari menyerahkan kembali jaket berwarna oranye tersebut.

“La prosedurnyo, Kak. Men nak naek ini, pake jaketnyo,” jelas petugasnya. “Kito dak tahu gek men ado apo-apo, Kak. Misal perahu tebalek, ato tibo-tibo obak besak laju kakak nyampak. Kan seidaknyo jago-jago kak biar dak tenggelem.”

Mendengar hal tersebut, orang di hadapanku langsung tertegun. Dengan masih tidak menerima, ia mengambil jaket berwarna oranye tersebut. Aku dan teman-temanku pun turut mengambil. Dan sepanjang perjalanan itu, ia hanya terdiam.

 


Si Sering Dilupakan

Perkara jaket penyelamat tersebut memang seringkali terjadi di kehidupan kita sehari-hari. Apalagi di waktu-waktu yang memerlukan jaket ini, kita kebanyakan melupakannya. Aku pun kadang demikian. Maksudku, toh kan cuma sebentar. Kok harus banget pake yang satu ini. Namun ternyata anggapan itu salah. Mau sebentar, mau lama, semuanya WAJIB untuk dipakai loh.

Tahukah kamu awal kemunculannya, life jacket atau jaket penyelamat ini pertama kali hadir pada tahun 1850-an? Pada periode tersebut ketika kapal-kapal masih dikembangkan, life jacket telah menjadi solusi apabila kapal mengalami musibah tenggelam. Life jacket inilah yang mencegah penumpang kapalnya untuk ikut tenggelam.

Awalnya pun, life jacket bentuknya bukan seperti saat ini. Jaket pelampung tersebut berbahan kulit binatang. Namun semakin lama, bahan utama pembuatan jaket ini turut mengalami perubahan mulai dari balok kayu, gabus, hingga pada akhirnya menggunakan teknologi hybrid inflatable seperti saat ini.

Dikutip dari Kemenhub, baju penolong (life jacket) berfungsi untuk memberikan keselamatan penumpang dengan membuat si pemakai menjadi mengapung di air dalam kondisi darurat. Warna oranye juga nggak dipilih sembarangan loh. Penggunaan warna yang mencolok juga berfungsi agar orang-orang mudah dikenali saat mengapung di perairan. Dengan begitu saat orang mengapng di air, maka perahu penyelamat akan dapat dengan cepat menolong orang-orang yang terjatuh.

 

Penggunaan Life Jacket

Jika kalian pikir bahwa life jacket hanya dipakai saat menghadapi perairan, kalian salah loh. Setiap pengadaan, pembangunan, dan pengerjaan kapal termasuk perlengkapannya serta pengoperasian kapal di perairan Indonesia harus memenuhi persyaratan keselamatan kapal sesuai dengan Pasal 124 UU Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Hal ini membuat kita memang wajib menggunakannya saat berlayar di perairan.

Akan tetapi, life jacket juga bisa digunakan dalam keadaan darurat seperti di pesawat, atau kenadaraan lainnya sehingga fungsinya yang berhubungan dengan air menjadi lebih universal. Selain itu, bagi yang seringkali berolahraga air, penggunaan life jacket ini juga jadi wajib loh digunakan untuk banana boat, rafting, snorkeling, dan lainnya.

Pada saat Hari Perhubungan Nasional yang jatuh pada tanggal 17 September lalu, Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Selatan  selalu berupaya memberikan edukasi mengenai penggunaan life jacket ini. Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Selatan meyakini bahwa Bangkit Maju Bersama adalah semangat untuk memberikan transportasi yang aman dan nyaman bagi semua orang sebab pada akhirnya transportasi adalah urat nadi bagi kehidupan dan keselamatan adalah hal yang paling utama.

Maka dari itu, kita harus taat juga ya untuk mengikuti peraturan yang diberikan. Karena hanya kita yang dapat menyelamatkan diri kita sendiri.

Layanan Publik Saat Pandemi

Pandemi adalah salah satu cobaan terberat bagi manusia. Aku masih ingat ketika awal-awal pandemi, aku sudah merencanakan untuk pergi ke Singapore. Tiket sudah di tangan, hotel sudah dipesan. Hanya dua minggu sebelum berangkat, satu kasus Covid-19 mulai muncul di Indonesia. Saat itu orang-orang masih berpikiran positif. We can face this. It’s just corona, so what?

Tapi, setelahnya menjadi waktu yang paling mencekam. Boro-boro liburan, menjaga keselamtan diri sendiri dan keluarga menjadi prioritas. Rasanya itu adalah waktu yang tepat untuk menutup diri. Hubungan dengan dunia luar terputus. Yang ada hanya upaya menatap layar kaca, memastikan semua baik-baik saja.

Selama masa-masa kelam tersebut, tak terhitung berapa banyak berita duka berseliweran. Yang paling terasa adalah interaksi dengan dunia luar. Namun pertanyaannya adalah: apakah memang kita bisa membatasi? Bagaimana jika banyak urusan yang harus dilakukan di luar. Contohnya saja adalah untuk mengurus beragam urusan pelayanan publik seperti mengurus pajak kendaraan.



Tantangan Tersendiri

Mengurus pajak kendaraan saat adanya pandemi memiliki tantangan tersendiri. Di satu sisi, tentu kita tidak ingin terpapar dengan wabah penyakit menular ini, namun ya untuk urusan yang berhubungan dengan pelayanan publik tentu harus dilakukan. Bukti sebagai warga negara yang baik, kan? Tapi tentu tetap saja bikin was-was.

Nah, mungkin orang-orang seperti akulah yang membuat Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menerbitkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum dakam Pencegahan dan Pengendalian Wabah Penyakit Menular yang disahkan langsung oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Selatan.

Dalam Peraturan Daerah ini memuat beragam peraturan yang menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi bertanggung jawab untuk melakukan surveilans dan penilaian risiko penularan wabah penyakit menular dari tingkat Rukun Tetangga, Rukun Warga, Desa/Kelurahan, Kabupaten/Kota sampai tingkat Provinsi dalam rangka mendeteksi, mencegah, dan mengambil langkah pencegahan dan pengendalian Wabah Penyakit Menular.

Pelaksanaan protokol kesehatan dalam Peraturan Daerah ini meliputi beragam bidang di antaranya bidang pendidikan, bidang kesehatn, bidang ekonomi, penyelenggaraan pemerintahan, aktivitas di tempat kerja atau lerkantoran, kegiatan keagamaan, serta bidang sosial dan kemasyarakatan. Dengan adanya peraturan ini maka masyarakat dibuat aman untuk melakukan aktivitas sekalipun di tengah pandemi dengan memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditulis.

 

Protokol Kesehatan Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Untuk membuat aman masyarakat yang membutuhkan pelayanan publik, maka di Pasal 37 hingga pasal 38, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah menuliskan peraturan yang dapat diikuti selama pandemi. Tujuannya tentu untuk menjamin pelayanan kepada masyarakat tetap efektif dan efisien untuk menyejahterahkan masyarakay dan mulai memberikan layanan masyarakat secara digital dan contactless.

Sesuai dengan Pasal 38, tiap penyelenggaraan publik pun memberikan inovasi untuk menjaga keamanan bersama diantaranya:

1.      Penyediaan sarana dan prasarana digitalisasi

2.      Pelaksanaa pelayanan secara digital

3.      Penyederhanaan pelayanan

4.      Kewaspadaan terhadap keamanan siber

5.      Inovasi dan terobosan dengan penerapan teknologi

Bagi aku sendiri, ini amat terasa ketika melakukan pembayaran pajak kendaraan. Seperti yang pernah aku tulis di postingan sebelumnya, semuanya jadi jauh lebih cepat dan mudah. Biasanya, aku membutuhkan waktu seharian untuk mengurus pajak kendaraan. Akan tetapi setelah adanya peraturan ini, semuanya jadi serba simpel. Cukup sekali menyerahkan berkas, menunggu satu jam, membayar, dan voila, sudah terbayar. Jadi prosesnya menjadi lebih efisien dan efektif. Nggak butuh waktu lama loh.

TOPPPPP!

Telok Ukan, Telok Bukan?

 

Hari Kemerdekaan Republik Indonesia seringkali dirayakan dengan beragam lomba yang diadakan oleh masyarakat. Namun, terdapat juga kuliner-kuliner khas daerah yang turut muncul. Sebut saja seperti bubur merah putih.

Momen kemerdekaan tersebut juga amat terasa di Kota Venisia dari Timur. Di Palembang sendiri, terdapat satu makanan khas daerah yang amat jarang untuk ditemui namun pada saat momen kemerdekaan, telur ini banyak muncul di jalan protokol palembang.

Kira-kira ada yang bisa tebak?

Yap Benar sekali. Makanan tersebut bernama Telok Ukan.

 


Kuliner Kemerdekaan

Sesuai namanya, Telok Ukan adalah hidangan khas Sumatera Selatan yang terbuat dari telur. Telok dalam bahasa Palembang berarti telur. Telok ukan masuk menjadi salah satu eksotika budaya sriwijaya dan menjadi kuliner incaran tak hanya bagi wisatawan namun juga bagi warga Palembang itu sendiri.

Pertama kali mengenal telok ukan, aku kira itu adalah telur biasa. Namun ternyata telok ukan bukan hanya tentang telur. Telok ukan memang biasa dibuat dengan menggunakan telur bebek. Telur ukan memang sekilas memiliki tampilan seperti telur asin bebek. Hanya saja satu yang membedakannya adalah sekat gabus yang menghiasi ujung atas telur tersebut yang menyumpal isi di dalamnya.

Telok ukan terbuat dari telur bebek yang dipecahkan ujung cangkangnya kemudian dikeluarkan dalam wadah. Setelah itu, telur tersebut dicampurkan dengan beragam bumbu seperti santan, pandan, garam, hingga daun sirih. Setelah tercampur rata, isian ini dimasukkan kembali ke dalam cangkang telur kemudian disumbat dengan gabus lalu dikukus. Dan voila, telok ukan bisa langsung disantap setelah makan.

Berbeda dengan jenis kue tradisional lainnya, Telok Ukan memiliki cita rasa yang cenderung gurih. Rasa gurih didapat dari penambahan santan dan garam. Akan tetapi terdapat sedikit hint manis dan aroma khas pandan yang berbaur ketika disantap. Yang paling membuat enak menurutku adalah rasanya yang tidak seperti menyantap telur. Paduan bumbunya pas di lidah masyarakat Palembang sehingga dapat jadi kudapat untuk sekadar nongkrong minum kopi atau teh menjelang sore hari.

 

Dari Telok Bukan?

Dari namanya sendiri, telok ukan memiliki filosofi. Nama telok ukan secara harfiah diterjemahkan dari bahasa Palembang yang berarti Telok Bukan? Pelafalan ini diyakini berasal dari pendatang yang mempertanyakan kuliner ini apakah telur ataukah bukan. Semakin lama sebutan ini semakin melekat di benak masyarakat Sumatera Selatan.

Kuliner ini memang terkenal sebagai kuliner legendaris yang hanya ada di sekitaran bulan Agustus menjelang kemerdekaan Indonesia. Biasanya telok ukan dapat ditemui di sepanjang Jalan Merdeka bersamaan dengan telor pindang dan telor merah. Namun, jika beruntung, kamu juga bisa menemukan telok ukan di sekitaran Pasar 16 Ilir atau dekat Pasar 26 Ilir.

Biasanya, Telok Ukan dapat langsung disantap dengan mengupas cangkang dan sekat gabus yang ada di ujungnya. Namun, beberapa orang menyarankan untuk memakan Telok Ukan dengan ketan –mirip lemper yang dibakar. Sensasi gurih, manis, dicampur dengan ketan yang juga gurih menimbulkan sensasi makanan yang tak hanya mengenyangkan namun juga lezat dan enak.

Mengenai kuliner khas Palembang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Selatan pun menjamin bahwa kuliner Sumatera Selatan dapat turun menurun dilestarikan dalam beragam peraturan daerah yang dibuat. DPRD Provinsi Sumatera Selatan selalu menjadi garda terdepan untuk melestarikan eksotika budaya sriwijaya.