Permata Di Kawasan Rawa



Apa yang paling membekas di pikiran Anda tentang Sumatera Selatan bila waktu kemarau tiba? Kebanyakan pasti akan menjawab kabut asap. Bencana asap beberapa tahun lalu yang membuat Indonesia dan negara tetangga kewalahan disebabkan oleh kebakaran hutan dan gambut yang sebagian besar ada di Sumatera Selatan. Sampai saat ini, bila musim kering tiba, Sumatera Selatan selalu menjadi perhatian.

Sumatera Selatan adalah sebuah provinsi yang terletak di bagian bawah pulau Sumatera yang berbatasan langsung dengan Lampung, Jambi, dan Bengkulu. Data dari Indonesian National Carbon Accounting System menunjukkan bahwa bentang alam rawa yang ada di Sumatera Selatan mencapai 1.3 juta lahan gambut. Hal ini tergolong besar mengingat luas wilayahnya sendiri kurang lebih sekitar 9.2 juta hektar. Keberadaan lahan gambut sendiri ibarat dua sisi mata koin, keduanya berdampingan. Dengan demografi yang seperti itu, potensi kebakaran lahan gambut di provinsi ini menjadi cukup besar. Namun, tahukah Anda bila dibalik itu semua, di kawasan rawa gambut tersebut ada permata bernama kerbau pampangan?




Ada yang tahu mengenai Pampangan? Pampangan merupakan sebuah daerah yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, seratus kilometer jauhnya dari Kota Palembang. Karena lahan yang ada di daerah ini kebanyakan adalah lahan rawa gambut, maka masyarakat yang ada di sini membudidayakan sebuah hewan secara turun-temurun. Dan hewan tersebut adalah kerbau rawa atau biasa disebut kerbau pampangan (Bubalus bubalis carabauesis).

Menilik asal usulnya, alkisah di masa Kesultanan Palembang di abad ke-19, kerbau-kerbau dibawa oleh para penggembala dari Teluk Benggala, India ke Pulau Kuro yang ada di daerah Pampangan. Tujuannya untuk diperah susunya kemudian dijadikan makanan khas yaitu puan. Semakin lama, kerbau-kerbau itu dikawinkan dengan kerbau lokal Indonesia sehingga menghasilkan kerbau pampangan. Perkawinan ini menjadikan pemerintah dalam hal ini melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 694/Kpts/PD.410/2/2013 menetapkan kerbau ini sebagai kerbau rumpun lokal yang menjadi sumber daya genetik ternak Indonesia. Menarik bukan?
Kerbau Pampangan Di Tengah Rawa. (Dok. Antara)
Sebagai kerbau lokal, kerbau pampangan memiliki karakteristik yang unik yang berbeda dengan kerbau lokal lain. Kerbau ini memiliki kulit yang tebal berwarna hitam dengan rambut-rambut yang legam. Kepalanya besar dengan muka segitiga pendek agak cembung serta memiliki ruang dahi yang lebar. Bagian bawah lehernya berwarna putih yang membentuk setengah lingkaran. Kerbau pampangan juga memiliki telinga yang panjang. Yang paling menarik perhatian adalah adanya tanduk pendek melingkar ke belakang dan arah ke dalam yang kadang asimetris. Kerbau ini memiliki berat kurang lebih 450 kg buat jantan dan 350 kg buat betina sehingga tampilan badannya cukup besar. Hal yang unik pula adalah kebiasaan kerbau ini yang sepanjang hari berada di kawasan rawa.
Tampilan Fisik yang Unik dari Kerbau Pampangan. (Dok. Antara)
Gagahnya Kerbau Pampangan. (Dok. Antara)
Kerbau pampangan dipelihara secara tradisional yaitu dikandangi secara berkelompok pada malam hari dan dilepas-gembalakan pada siang hari di kawasan rawa. Masyarakat setempat juga kadang menjadikan kerbau pampangan sebagai hewan bantu untuk membajak persawahan. Selain itu, kerbau ini dipelihara sebagai penghasil daging untuk dijual. Namun, perlahan populasi kerbau ini terus menurun. Hingga saat ini, tak kurang dari 5.000 ekor kerbau pampangan yang tersebar di wilayah Sumatera Selatan. Padahal kerbau pampangan memiliki potensi yang lebih besar jika dapat dikelola dengan baik.




Kerbau pampangan merupakan salah satu aset nasional dari tujuh rumpun kerbau lokal asli milik Indonesia. Kerbau ini memiliki banyak potensi bukan hanya untuk sekadar membajak sawah dan dimakan. Di daerah Pampangan, kerbau ini dibudidayakan sebagai penghasil panganan khas lokal Sumatera Selatan. Namun sayangnya, keanekaragaman hayati ini masih belum dikenal dengan baik sebagai sumber pangan. Salah satu yang harus dimanfaatkan adalah susu kerbau pampangan.
Proses Pemerasan Susu Kerbau Pampangan. (Dok. Antara)
Menurut data yang dikeluarkan oleh Kementrian Pertanian, rata-rata kerbau pampangan menghasilkan 8.000 hingga 1.200 liter susu per satu kali siklus laktasi. Lumayan banyak bukan? Bayangkan bila dimanfaatkan dengan baik. Maka potensi ekonomi wilayah sekitar pun akan membaik. Selama ini, bukan tidak ada pengelolaan susu dari kerbau pampangan. Hanya saja masyarakat sekitar mengandalkan peralatan tradisional untuk membuat berbagai panganan sehingga produksinya masih cenderung kurang. Padahal, banyak panganan khas Sumatera Selatan yang mengandalkan susu kerbau pampangan sebagai bahan utamanya.
Susu yang Sudah Ada Disimpan untuk Diolah Kembali. (Dok. Antara)

1. Gulo Puan

Gulo Puan amat erat kaitannya dengan sejarah kerbau pampangan. Seperti yang dituliskan sebelumnya, gula inilah yang menjadi makanan para bangsawan Kesultanan Palembang. Gulo memiliki arti gula sedangkan puan adalah susu. Secara harfiah, gulo puan adalah gula yang dibuat dari susu. Namun, susu yang dipakai sebagai bahan baku gulo puan bukanlah sembarang. Panganan ini terbuat dari susu kerbau rawa murni Pampangan yang khas dan hanya hidup di daerah Ogan Komering Ilir.

Secara tampilan, gulo puan tak ubahnya seperti saus kacang karamel. Makanan ini berwarna kecokelatan dengan aroma khas susu yang menyengat. Bagi sebagian orang, aroma ini mungkin terlalu kuat untuk dibaui, namun inilah yang menjadi daya tariknya. Teksturnya lembut dan sedikit berbulir seperti pasir. Gulo puan memiliki rasa yang manis yang pekat dan gurih khas susu karamel. Dan karena rasanya ini, gulo puan amat cocok disandingkan dengan kopi pahit atau olesan roti.
Gulo Puan yang Dijajakan Kaki Lima. (Dok. Deddy Huang)
Tampilan Kecokelatan dari Gulo Puan yang Bikin Lapar. (Dok. Deddy Huang)
Tidak mudah membuat panganan ini. Susu yang telah diperah dari kerbau pampangan kemudian dicampurkan dengan gula dengan perbandingan 5 banding 1. Campuran itu dimasak dengan api yang kecil dan harus terus diaduk selama kurang lebih lima sampai tujuh jam. Nah, perlahan, campuran itu akan mengental dan lama kelamaan akan mengering membentuk gumpalan kecokelatan. Inilah yang dinamakan gulo puan. Yang mesti diingat, susu kerbau harus benar-benar dikeringkan dan tidak boleh ada kandungan air sedikitpun sebab dapat menghasilkan jamur. 

Kepopuleran gulo puan sebagai panganan khas Sumatera Selatan tidak sebanding dengan ketersediaannya di pasaran. Bisa dibilang gulo puan saat ini langka. Hal ini disebabkan karena produksi gulo puan amat tergantung dengan ketersediaan susu yang ada di peternakan Pampangan. Selain itu faktor ongkos produksi yang tinggi serta distribusi yang lumayan susah. Hal ini juga berimbas pada harganya yang tidak murah. Di Palembang sendiri, gulo puan dapat ditemui di Masjid Agung Palembang selepas salat Jumat. Biasanya, pedagang gulo puan akan menjajakan dagangannya secara kaki lima di gerbang utama Masjid Agung. Harganya bervariasi mulai dari Rp 20.000,- untuk bungkusan kecil hingga Rp 100.000 untuk per kilogramnya.
Gulo Puan Dijual juga Dengan Kantung-Kantung Plastik Kecil. (Dok. Dddy Huang)

2. Sagon Puan

Sama seperti gulo puan, sagon puan adalah makanan khas Sumatera Selatan dengan proses pembuatan yang serupa. Meski sama-sama terbuat dari susu kerbau pampangan, yang membedakan hanyalah hasil akhirnya. Bila gulo puan memiliki tekstur yang lebih lembut dan sedikit berpasir, lain halnya dengan sagon puan. Panganan ini memiliki tekstur yang kasar seperti bulir-bulir pasir—mirip kue sagon. Warnanya pun tidak terlalu pekat melainkan cokelat muda. Di sagon puan, ada tambahan telur pula.
Sagon Puan yang Langka. (Dok. Pribadi)
Keberadaan sagon puan sama sekali tidak terdengar.  Sagon puan ini merupakan produk agroekologis dari Desa Bangsal Kecamatan Pampangan Ogan Komering Ilir. Hal ini menyebabkan produksinya belum besar dan hanya sebatas pesanan. Bagi orang Sumatera Selatan pun, sagon puan asing terdengar.
Lebih Berbulir dari Gulo Puan. (Dok. Pribadi)

3. Minyak Samin

Mendengar kata samin, hal yang pertama kali terlintas di pikiran kita adalah nasi khas Arab. Itu sama sekali tidak sepenuhnya salah. Minyak samin memang biasa digunakan oleh komunitas orang Arab yang ada di Sumatera Selatan untuk membuat nasi samin. Saat Kesultanan Palembang berjaya, banyak budaya yang ikut masuk ke daerah Sriwijaya, termasuk komunitas wong Arab. Nah orang-orang ini tersebar di berbagai wilayah yang ada di Sumatera Selatan. Biasanya, orang-orang ini disebut dengan panggilan ‘saman’.
Ilustrasi Dadih untuk Minyak Samin. (Dok. Sarihusada)
Namun, ada yang berbeda dengan pembuatan nasi samin khas Sumatera Selatan. Penggunaan minyaknya itu dibuat dari susu kerbau pampangan juga. Jadi, susu yang telah diperah kemudian diendapkan sehingga lapisan dadihnya terpisah. Endapan berwarna putih ini memiliki aroma dan rasa yang mirip dengan mentega. Inilah yang kemudian digunakan sebagai minyak dalam pembuatan nasi samin. Sekilas, minyak samin ini juga mirip dengan ‘dadih’, panganan khas Sumatera Barat. Bila minyak samin diolah kembali, dadih biasanya disantap langsung sebagai teman lauk. Menarik bukan?




Berbicara tentang kerbau pampangan, kita pasti berbicara tentang pelestarian alam. Apalagi karena habitat kerbau rawa ini yang mayoritas adalah rawa lahan gambut. Ananto dan Pasandaran dalam Laporan Pengelolaan Lahan Gambut Di Provinsi Sumatera Selatan – Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2007) menuturkan gambut dapat diartikan sebagai ekosistem basah yang dicirikan oleh adanya akumulasi bahan organik berupa sisa-sisa tanaman dan jaringan tanaman yang melapuk dalam kurun waktu lama di tanah jernih air (Ananto dan Pasandaran, 2007). Oleh sebab itulah maka kebijakan pengelolaan lahan rawa harus didasarkan pada konsep pembangunan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Oleh karena kerbau pampangan adalah kerbau lokal yang harus dilestarikan, maka dalam pengelolaan sumber daya alam yang ada di ekosistemnya harus sesuai dengan kaidah konservasi. Potensi untuk mengembangkan dan memanfaatkan lahan gambut beserta ekosistemnya harus terpadu dan memperhatikan prinsip kelestarian. Belum lagi lahan gambut menghasilkan emisi gas karbon (CO2) akibat oksidasi pada drainase. Hal ini meningkatkan risiko mudah terbakar sehingga menghasilkan bencana seperti kabut asap. Dan lagi ancaman bagi keanekaragaman hayati yang masih tersisa di lahan gambut yang jadi habitat berbagai fauna yang ada di ambang kepunahan.

Di sinilah peran masyarakat amat diperlukan. Masyarakat lokal sangat bergantung pada potensi yang ada di kawasan sumber daya alam. Pelibatan masyarakat lokal dapat menghasilkan kebijakan-kebijakan yang juga dapat melindungi kawasan. Dalam hal ini kawasan Pampangan telah melakukannya dengan memanfaatkan keanekaragaman hayati di daerah mereka yaitu kerbau pampangan lalu menjadikannya komoditi pangan khas Sumatera Selatan seperti gulo puan, sagon puan, dan minyak samin. Namun upaya ini akan sia-sia bila pihak-pihak yang seharusnya mendukung malah lepas tangan.

Salah satu upaya nyata yang semestinya masyarakat lakukan adalah dengan mendukung pangan lokal. Dengan permintaan yang semakin banyak terhadap produk yang dihasilkan dari susu kerbau pampangan, secara tidak langsung kita juga mendorong aktivitas ekonomi yang ada di sana. Selain itu, bila produksi semakin meningkat diiringi dengan perhatian pemerintah yang sama besarnya, otomatis masyarakat akan dengan serius mengembangkan potensi kerbau pampangan. Menaikkan potensinya berarti ikut menjaga pelestarian alam di rawa lahan gambut sebab itu adalah tempat hidup para kerbau rawa. Dengan pelestarian kerbau pemampang juga berarti masyarakat dilibatkan langsung dengan pelestarian lahan gambut sehingga potensi terjadinya kebakaran dapat diminimalkan. Ini seperti efek domino. Satu perbuatan kecil kita yang sederhana memiliki dampak yang sangat luas bagi pelestarian alam dunia.

Indonesia dikaruniai keanekaragaman hayati yang tumpah ruah. Menurut berbagai sumber, Indonesia menempati urutan kedua di dunia. Dengan keanekaragaman yang begitu banyak, sudah tentu banyak potensi yang dapat kita manfaatkan. Contohnya kerbau pampangan yang berada di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan ini. Ibarat permata di kawasan rawa, potensi pangan berupa produksi makanan khas lokal yang Sumatera Selatan yang dapat dihasilkan dengan kerbau pampangan ini sudah tentu harus kita apresiasi. Gulo puan, sagon puan, dan minyak samin adalah contoh kecil pangan yang bisa kita dapatkan. Keren bukan?
Manusia dan Lingkungan Harus Berjalan Beriringan. (Dok. Antara)
Jadi, di hari Keanekaragaman Hayati 2019 ini, kita harus dapat membuka tangan kita dan bertekad mendukung produk-produk lokal hasil keanekaragaman hayati di daerah kita masing-masing. Dengan begitu kita sudah dapat melestarikan habitat mereka yang otomatis juga kembali pada diri kita sendiri. Sebab, alam tidak pernah salah, bukan?. Yang patut dipertanyakan adalah apakah manusia dapat memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. [bm]




Sumber Referensi:

Indonesian National Carbon Accounting System – Kementrian Lingkungan Hidup dan Hutan

Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak – Kerbau Pampangan

Nova Wahyudi – Melestarikan Kerbau Rawa Pampangan - Antara Foto

Irene Sarwindaningrum – Gulo Puan, Gula Bangsawan dari Pampangan - Kompas

Perpustakaan Bank Indonesia Sumsel: Tempat Asik Nongkrong Cantik


Ketika saya berada di masa-masa menulis tugas akhir yang begitu lama, tempat nongkrong selalu jadi daftar wajib yang pasti saya dan teman-teman saya datangi untuk sekadar diskusi atau tukaran film yang bikin refreshing. Tidak terhitung lagi rasanya tiap minggu kami loncat dari satu kafe ke kafe lain. Syaratnya hanya dua: punya wifi kencang dan colokan yang banyak. Kebiasaan itulah yang perlahan mulai menggerogoti isi kantong kami. Sering kali kami berkumpul dari pagi menjelang petang yang nggak mungkin kalau nggak pesan banyak makanan kalau berlama-lama di sana.

Nah, saat saya sedang menjelajah manja di akun media sosial saya, saya menemukan sebuah tempat yang asing bagi saya: Perpustakaan Bank Indonesia. Dahi saya mengernyit. Setahu saya, Bank Indonesia adalah kantor megah yang ada di tengah kota. Dan sekarang punya perpustakaan? Saya pun mulai mencari info. Rupanya, perpustakaan ini sudah dibuka cukup lama dan yang terpenting........ gratis buat para pengunjung!


Bermodal nekat, saya dan teman saya pun memutuskan untuk menjajal perpustakaan ini ketika berdiskusi membuat skripsi. Hasilnya sungguh di luar ekspektasi kami. Tempat ini ternyata mudah diakses, nyaman, AC yang dingin, colokan yang tersedia, dan tentunya koneksi internet gratis yang memanjakan para fakir kuota! It’s an heaven!

Jadilah, Perpustakaan Bank Indonesia Sumatera Selatan ini jadi markas baru bagi saya dan teman-teman untuk berdiskusi. Dan sepanjang bikin tugas akhir yang lama sekali itu, tempat inilah yang menemani hari-hari kami hingga akhirnya mengakhiri masa studi. Sebuah tempat bersejarah penuh memori.

Dan hari ini (25/7/2019) saya kembali mengunjungi tempat ini. Bermula dari ajakan Ara, teman sesama blogger yang pengin cari sebuah buku, saya langsung mengajak ke sini. Dan ternyata, semua memori itu kembali mengaliri isi kepala saya. Sudut-sudut yang penuh buku, bau parfum ruangan, hingga suasana sunyi yang...... ngangenin. Lama saya terdiam dengan arus kenangan yang menebal di pikiran. Dan sekarang, untuk merayakan ‘kepulangan’ saya kembali ke sini, saya ingin berbagi mengenai tempat ini. Sebuah tempat asik untuk nongkrong cantik bagi kita yang mungkin lagi cari tempat buat bikin tugas! So here we go!

Untuk mengakses tempat ini, kita hanya perlu datang ke gedung Bank Indonesia Sumatera Selatan. Gedung ini berdiri kokoh di persimpangan paling sibuk di Palembang (Simpang Charitas) tepatnya di Jalan Jenderal Sudirman No. 510, Palembang. Pertama-tama, masuklah lewat pintu masuk utama di sisi seberang Rumah Sakit Charitas. Parkir kendaraan kita di sisi kanan gedung.
Tampak Depan Gedung Bank Indonesia Sumsel
Parkiran Luas Buat Kendaraan Anda
Setelah itu, kadang petugas keamanan yang ada di sana akan menanyakan maksud dan tujuan kita. Silakan sampaikan bahwa kita ingin mengunjungi perpustakaan. Para petugas itu dengan senang hati menunjukkan jalan kita menuju lobi utama. Ya, lobi utama. Karena perpustakaan ini berada di lain gedung, maka kita memerlukan kartu akses agar dapat masuk. Untuk itulah kita menuju lobi utama terlebih dahulu untuk mendapatkannya. Setelah masuk lobi, kita akan diperiksa barang bawaan kita melalui mesin X-Ray. Pun dengan tubuh kita. Mirip-mirip bandara, lah. Bila sudah clear, kita akan menuju meja resepsionis. Petugas yang ada di sana akan meminta identitas diri kita untuk dititipkan dan sebagai gantinya mereka memberi kartu akses. Jangan lupa isi daftar kunjungan, ya!
Tangga Menuju Lobi Utama
Masuk Ke Lobi Utama
Setelah urusan selesai di gedung utama, sekarang waktunya menuju perpustakaan! Keluar dari lobi, lalu jalan menuju satu gedung yang terletak di sebelah kiri. Di pintu depannya suda tertulis tanda perpustakaan. Tempelkan kartu akses yang kita miliki di tempatnya dan voila... we’re in
Tampak Depan Pintu Masuk Gedung Perpustakaan
Tanda Perpustakaan
Tempel Euy!
Perpustakaan ini terletak di lantai satu, jadi kita harus naik tangga sedikit untuk mencapainya. Oh ya, bagi teman-teman yang disabilitas, ada lift kok di sini. Jadi tenang saja. Ada semacam sofa yang berjejer saat kita sampai. Di sisi kanannya, terdapat loker yang digunakan untuk menitipkan tas kita. Yap, tas di sini nggak boleh di bawa masuk, ya. Makanan pun nggak boleh. Cukup bawa peralatan seperti laptop dan buku yang diperlukan. Silakan taruh barang anda lalu berjalan menuju pintu perpustakaan.
Fasilitas Lift Buat Difabel.
Ruang Luar Biasanya Buat Persiapan Masuk atau Makan.
Loker Buat Penitipan
Sehabis membuka pintu, kita diharuskan kembali mengisi daftar tamu. Kadang, buku yang kita bawa sendiri juga didata agar nantinya tidak tercampur atau terbawa di perpustakaan ini. Bila selesai, selamat menikmati ruangan ini!
Pintu Masuk Perpustakaan
Isi Daftar Tamu
Ketika masuk, hal pertama yang menyita perhatian adalah sofa yang cukup luas yang ada di depan mata. Biasanya, di meja yang terletak di tengah sofa-sofa ini, berjejer koran-koran baru yang bisa dibaca. Sofa ini juga dapat digunakan buat kita yang pengin mengerjakan tugas dengan tempat duduk yang empuk. Hahaha.
Koran Baru Tersedia
Sofa Buat Duduk Nyaman Di Dalam
Ngomongin masalah buku, bila dibandingkan dengan perpustakaan lain, Perpustakaan Bank Indonesia ini memang tergolong mini. Hanya ada kurang lebih sepuluh rak buku yang berjejer rapi lengkap dengan keterangan masing-masing kategori. Buku-buku pun cukup lengkap apalagi yang berhubungan dengan BI dan ekonomi. Namun, jangan salah! Fasilitasnya pun cukup lengkap kalau hanya ingin membuat tugas dan nongkrong seharian baca buku!
Lorong Buku
Rak Sedikit Dibandingkan Perpustakaan Lain
Beragam Jenis Buku Tersedia
Fiksipun Ada
Selanjutnya, ada dua komputer yang tersedia di belakang meja resepsionis. Biasanya sih digunakan oleh para petugas atau anak magang yang ada di sana. Di sampingnya, ada komputer buat penelusuran buku yang ingin kita cari.
Komputer yang Dapat Digunakan
Buat bikin tugas bila sendiri tersedia meja-meja petak yang bisa digunakan untuk kondisi yang lebih privat. Kalau buat diskusi, ada satu meja dengan kapasitas empat orang yang terletak di sudut, lengkap dengan support colokan yang memadai. Dan satu lagi yang bikin diskusi lebih menyenangkan, ada ruang diskusi lengkap dengan papan tulis yang bebas kita pakai! Keren sekali bukan? Jadi makin nyaman. Bagi yang membawa anak pun, di sudut perpustakaan ada ruang bermain anak lengkap dengan mainan yang dapat digunakan. Pun dengan buku-buku anak yang tersedia di sana.
Meja Privat
Meja Diskusi Berempat
Ruang Diskusi
Ruang Bermain Anak
Colokan Is Lyfe.
Butuh ke kamar mandi? Keluar dari perpustakaan dan naik lagi ke lantai dua. Kamar mandi bersih terletak di samping kanan kita. Musala pun ada loh. Di lantai bawah ketika kita pertama kali masuk menggunakan kartu akses, ada dua musala—laki-laki dan perempuan—yang tersedia lengkap dengan tempat wudu di masing-masing ruangan.
Kamar Kecil Menyempil Di Sebelah Kanan
Ada Musala!
Puas menjelajahi, bila kita ingin meminjam buku, bisa banget, loh. Cukup kasih KTP atau kartu pengenal lain ke petugas yang kemudian akan mendata dan kita bisa membawa pulang buku yang kita mau. Dan ingat, jangka waktu pengembalian itu dua minggu. Jangan nggak dibalikin, ya!

Bila selesai mengunjungi perpustakaan, kita tinggal menuju lobi utama kembali untuk menyerahkan kartu akses dan mengambil tanda pengenal kita. Selebihnya, nggak ada. Kita bisa pulang begitu saja. Mudah bukan?
Tampak Samping Gedung Perpustakaan.
Jadi teman-teman, bila kalian pengin cari tempat nyaman buat bikin tugas kuliah atau proyek apapun itu, bisa banget mengunjungi Perpustakaan Bank Indonesia Sumatera Selatan ini. Selain karena mudah diakses, fasilitasnya pun bikin betah seharian. Perpustakaan ini buka sepanjang hari kerja dari pukul 07.10 hingga 17.00 ya. Pastikan menyempatkan berkunjung!

Cheers!



Tips Mudah Jadi Content Creator dengan OPPO Reno 10X Zoom


Selepas kuliah, sering sekali orang-orang menanyakan kepada saya apa pekerjaan saya sebetulnya. Kebanyakan dari mereka menebak-nebak dari kegiatan yang saya sering lakukan lewat media sosial. Beberapa mereka temui saya sedang hinggap dari satu kota ke kota lainnya. Mereka kebanyakan mengira bahwa saya sedang liburan dan bersenang-senang. Itu sama sekali nggak salah, memang. Namun, di sela-sela kegiatan ‘liburan’ saya itu, terselip satu kegiatan lain yang nggak kalah bikin pusing: mencari konten.

Di era digital seperti sekarang, industri dapat dengan mudahnya berubah hanya dari dunia maya. Pun dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Beberapa tahun lalu, saya mencoba untuk terjun ke dalam bidang industri kreatif ini setelah bersenang-senang bermain dengan ranah fiksi. Dan ternyata, saya jadi jatuh cinta. Meski pada kenyataannya hingga saat ini saya masih terus belajar, namun menjadi seorang ‘pengabdi konten’ cukup membuat hidup saya berubah.


Nah, berikut cara-cara saya buat jadi content creator yang dapat saya bagi. Dan sampai saat ini saya terapin. Catatan: sampai saat ini pun saya masih terus belajar.




Sering kali, kita dituntut untuk jeli terhadap apa yang terjadi di sekitar kita. Saya selalu percaya kalau setiap hal yang ada di sekitar kita dapat menjadi sebuah cerita jika kita mampu mengolahnya dengan baik. Lagi makan? Restoran atau menu makanan yang unik dapat dijadikan sebuah tayangan menarik. Atau lagi berada dalam satu kegiatan? Apa yang didapat dan suasananya dapat Anda beri tahukan kembali kepada para pengikut Anda. Yang harus kita lakukan hanyalah jeli melihat peluang yang ada. Dan bisa jadi, apa yang Anda lihat saat ini adalah bahan bagi Anda nanti.


Saya mengambil gambar di atas ketika tanpa rencana teman-teman saya mengajak untuk mencoba tur baru yang akan mereka lakukan untuk para pelancong. tidak ingin menyiakan kesempatan, saya pun memutuskan untuk ikut. Jadilah, sepanjang hari itu saya banyak memotret sebagai bahan yang akan saya pakai nanti. Jalan-jalan tapi tetap bikin konten, kan?




Pepatah bilang, nggak ada kejadian yang bakal terjadi dua kali dalam hidup. Meskipun ada, itu tak akan lagi sama. Nah, prinsip inilah yang selalu saya pakai. Dalam momen-momen tertentu, kadang konten yang bagus ditentukan dengan timing yang pas pula. Apalagi yang erat hubungannya dengan human interest. Manusia dalam hal ini bertindak tidak akan sama dalam menanggapi sebuah kejadian. Atau pada saat Anda berada di sebuah tempat untuk menangkap matahari terbit dan tenggelam, semuanya memerlukan waktu. Semakin lama Anda diam, maka semuanya jadi sia-sia. Untuk itulah kita harus bergerak cepat menangkap momen tersebut agar tidak hilang begitu saja di depan mata.


Foto di atas adalah gambaran bagaimana  sebuah momen yang pas dapat menghasilkan foto yang baik. Dengan komposisi tiga anak kecil yang lagi berjalan di dermaga ditambah bingkai dari petak besar yang tidak terpakai dapat menyajikan cerita yang baik.




Kata orang, tidak ada yang baru di dunia ini. Yang ada hanya yang lama namun dikemas dengan nuansa baru. Saya sependapat dengan anggapan itu. Seperti yang Anda tahu, mencari sebuah konten itu sulit. Apalagi bila sudah sering diulas oleh orang lain. Untuk itulah kita memerlukan sebuah pandangan baru terhadap konten yang kita buat. Bisa jadi dari narasi yang kita sampaikan, atau media berupa gambar atau video yang kita ambil. Kebaruan-kebaruan seperti ini dapat membuat cerita atau konten yang kita sajikan jadi lebih menarik untuk disimak. Cara untuk mendapatkan sudut pandang yang berbeda pun cukup mudah. Anda hanya perlu melihat dan memahami objek yang Anda ingin ceritakan lalu cari yang kurang atau jarang dieksplor. Atau kita dapat menggali dari masyarakat lokal.


Serupa saat saya ke Shanghai beberapa waktu lalu. Banyak sekali orang yang berfoto di menara jam Disney ini. Namun, untuk mencari sesuatu yang unik, saya memutuskan hanya mengambil ujung-ujung bangunannya saja. Sebagai pendukung, saya menyertakan foto ujung bangunan lain seperti di The Bund dan Oriental Pearl Tower. Berbeda bukan?




Nah, kita masuk ke bagian yang paling penting dari ini semua. Sebuah momen yang baik, situasi yang cantik, dan sudut pandang yang unik sama sekali nggak penting jika kita nggak punya alat buat ‘menangkap’ itu semua. Dulu waktu ke Shanghai, saya rela membawa kamera DSLR yang beratnya bikin sakit leher demi memotret sisi-sisi yang ada di Shanghai, Minusnya, gambar yang saya ambil ternyata banyak yang berembun sebab tidak sesuai dengan musim dingin yang ada di sana. Saya pun beralih ke kamera mirrorless saya. Sejujurnya ini cukup membantu saya dalam membuat konten selama ini. Minusnya hanya karena kadang, baterai yang ada itu cepat habis dan mode yang saya pakai hanya auto sehingga hasilnya kurang maksimal. Belum lagi ribetnya untuk mengeluarkan dan menyimpan kamera bolak-balik bila akan digunakan.

Namun sekarang, fungsi kamera tersebut sudah dapat digantikan dengan keberadaan ponsel pintar. Saat ini para produsen smartphone berbondong-bondong memberi pengalaman memotret yang maksimal. Bahkan fungsi-fungsi yang kurang baik dari kamera konvensional dapat digunakan dengan baik dan mudah hanya dengan ponsel saja. Seperti halnya OPPO Reno 10X Zoom dari OPPO Indonesia. Ketika kemarin saya berkesempatan untuk mencoba langsung varian ini, saya membatin. Ini adalah smartphone yang amat cocok bagi para pencipta konten seperti saya.


Sabtu, tanggal 6 Juli 2018 kemarin, saya berkesempatan untuk menghadiri secara langsung acara yang diadakan oleh OPPO Indonesia dengan tajuk OPPO Reno: Zoom-Indonesia Wonderfull Journey. Acara ini adalah lokakarya fotografi sekaligus pengenalan seri baru dari OPPO Series yaitu OPPO Reno Series. Jadilah, siang itu, saya bersama para blogger dan media yang ada di Palembang berkumpul bersama di Area Erafone Store di Palembang Square Mall.
Ramainya Peserta untuk Mengetahui Varian Baru OPPO.
Para Peserta Lokakarya yang telah hadir.
Penuh, uey!
Sejujurnya, saya sama sekali tidak mempunyai bayangan apapun tentang smartphone ini. Sejak dulu mengulas OPPO F1S di acara serupa beberapa tahun lalu, satu yang ada di benak saya: in pasti kamera selfie lagi. Selama ini, trademark  OPPO adalah adanya kamera depan yang memiliki resolusi tinggi dengan fitur beauty sehingga menggaet banyak sekali wanita-wanita yang menomorsatukan tampilan foto yang apik. Namun, ternyata ara ini membuat mata saya terbuka lebar bahwa OPPO telah berkembang sangat jauh lebih dari yang saya kira.





Adalah Mas Stiffen dari OPPO Indonesia yang memberikan penjelasan mengenai OPPO Indonesia secara umum kepada semua yang telah hadir. Tepat pukul satu, Mas Stiffen mengambil tengah panggung lalu memberitahu bahwa OPPO Indonesia sekarang tidak hanya bermain dari aspek selfie. Beberapa seri OPPO ke belakang hingga seri teakhir yaitu seri F dari OPPO mulai memasuki ranah cameraphone yang memang lagi gencar saat ini. Puncaknya, baru-baru ini OPPO Reno Series diluncurkan. OPPO Reno Series ini pula lah yang menandakan keseriusan OPPO Indonesia menjadi bagian dari gaya hidup yang menunjang segala kebutuhan para penggunanya.
Mas Stiffen dari OPPO Indonesia di Panggung.
Nah, untuk mengetahui secara pasti bagaimana OPPO Reno Series ini mampu menjawab tantangan itu, Mas Herlan selaku Gold OPPO Trainer Palembang mengambil tempat. Beliau mulai menjelaskan bahwa sejatinya penamaan OPPO Reno Seriess ini diambil dari inisial dua kata yang menggambarkan kondisi anak muda sekarang khususnya: KREATIF dan INOVATIF (creative and innovative). Keren bukan?
Mas Herlan, Gold OPPO Trainer Palembang Memaparkan tentang OPPO Reno Series.
Dengan mengambil tema Further Your Vision, maka OPPO Reno Series ini dibuat dengan spesifikasi yang menunjang performa smarphone flagship. Selanjutnya, Mas Herlan juga memperkenalkan dua varian OPPO Reno Series yaitu OPPO Reno dan OPPO Reno 10X Zoom. Keduanya memiliki spesifikasi yang serupa tapi tak sama. Namun yang pasti, keduanya memiliki kemampuan yang dapat digunakan sebagai alat pembuat konten kreatif. 
Perbedaan OPPO Reno dan OPPO reno 10X Zoom. (pic by: OPPO)
Yang menarik perhatian tentunya dengan keberadaan OPPO Reno 10X Zoom. Saat diperkenalkan pertama kali oleh Mas Herlan, mata saya langsung membelalak. Ada terbersit pikiran 'Ini yang saya cari!' ketika melihat spesifikasi yang ditampilkan. Apalagi dalam pembuatan konten kreatif yang sering saya lakukan OPPO Reno 10X Zoom ini sangat memudahkan dalam mengambil gambar atau video. Rupanya, yang berpikiran demikian tak hanya saya, tapi juga teman-teman lain yang terjun langsung di industri kreatif. Tengok saja antusias mereka menyimak dan bertanya mengenai varian ini!
10X Zoom dengan Antusias Para Peserta.
Salah seorang Peserta sedang Bertanya.
Menjelaskan Lebih Detail Keunggulan OPPO Reno 10X Zoom.

Dan, tibalah saat yang ditunggu-tunggu! Para peserta yang hadir diberikan waktu untuk...... mencoba secara langsung OPPO Reno 10X Zoom ini! Horray! Kesempatan ini nggak disia-siakan oleh para blogger dan media yang hadir. semuanya langsung menajajal keunggulan dari OPPO Reno 10X Zoom ini!
Mencoba Kamera Belakang OPPO Reno 10X Zoom nih!
Nggak Ketinggalan Menjajal Kamera Depan!
Saya Juga Mencoba OPPO Reno 10X Zoom Ini.
Setelah merasakan sensasi OPPO Reno 10X Zoom, keyakinan saya atas anggapan di awal tadi bahwa smartphone ini cocok sekali bagi para pencipta konten kreatif terbukti benar. Setidaknya ada lima alasan mengapa aku berpendapat demikian.




Tak hanya mengandalkan kamera, OPPO Reno 10x Zoom ini dilandasi spesifikasi yang nggak main-main. Prosesor Qualcomm Snapdragon 855 yang saat ini terbaik di kelasnya disematkan di varian ini. Keberadaan prosesor ini sebagai dapur pacu menjadikan OPPO Reno 10X Zoom berjalan mulus tanpa lag meski menjalankan banyak aplikasi. Dan lagi, dengan Snapdragon 855 maka penggunaan daya baterai pun dapat efisien dan maksimal hingga 45%.
Dapur pacu terbaik di kelasnya.
Kadang, untuk mendukung kualitas konten yang lebih baik, entah foto maupun video, kita mendapatkannya melalui banyak aplikasi edit foto dan video. Dengan adanya prosesor yang mumpuni ini, kita jadi nggak perlu khawatir. Jalan mulus tanpa takut terputus. 




Sebagai pencipta konten, kita akan berkutat dengan objek yang dapat menghabiskan waktu seharian. Dapat dibayangkan bila kita sudah keluar dari pagi, namun malam hari ternyata masih banyak yang harus kita ambil. Belum lagi kebutuhan lain yang menunjang di sela-sela waktu pengambilan konten seperti main game atau nonton streaming. Untuk itulah diperlukan baterai ponsel yang besar. Nsh, OPPO Reno 10x Zoom ini telah dipasang baterai 4.065 mAh yang dapat tahan seharian tanpa perlu was-was kehabisan daya baterai. Dan nggak hanya itu, ada pula VOOC 3.0 yang telah mendukung pengisian daya cepat (fast charging) yang dapat digunakan bila memang pada akhirnya baterai ponsel sekarat. Tinggal colok sebentar dan voila... baterai terisi banyak.
Dipakai main atau memotret pun bakalan tahan seharian.




Dalam prakteknya, untuk mendapatkan gambar atau video yang baik, maka resolusi yang besar pun jadi barang wajib. Hal ini berimbas dengan semakin besarnya memori sebuah file gambar atau video tersebut. Belum lagi, saat mengambil gambar, para pencipta konten nggak hanya sekali klik. Shoot yang berkelanjutan menjadi senjata utama. Dan pada saat akan ditampilkan ke publik, biasanya hanya satu yang terbaik dari sana. Hal inilah yang memicu perlunya kapasitas memori yang besar. OPPO Reno 10X Zoom ini dibekali penyimpanan sebesar 256 GB dengan RAM 8GB. Sangat cocok bukan? Tak hanya itu, dengan memori yang besar pula, kita dapat memungkinkan untuk mengunduh segala aplikasi yang berguna bagi diri kita sehari-hari tanpa perlu khawatir.
Dari 'Tentang Ponsel' kita bisa mengetahui segala informasi perangkat.


Semenjak booming dengan samrtphone ‘berponi’, perusahaan smartphone pun berlomba-lomba menciptakan poni yang tidak mengganggu aktifitas pemakai. Namun belakangan, tren itu berubah menjadi layar yang tanpa batas (infinity). Hal ini dikarenakan poni tersebut kadang menjadi risih bagi sebagian orang. Untuk mendukung tampilan yang bersih tanpa poni, OPPO Reno 10X Zoom menerapkan teknologi baru: Pivot Rising Camera.
Kamera akan terbuka dengan sudut 11 derajat saat diaktifkan mode selfie.
Pivot Rising Camera ini adalah kamera depan berbentuk segitiga kecil yang akan muncul ketika kita mengaktifkan kamera depan. Beresolusi 16MP dengan kemampuan merekam hingga full HD, kamera ini cocok bagi para konten kreator yang ingin nge-vlog. Ada pula soft light camera yang membantu bila sedang berfoto di keadaan yang gelap.

Untuk membukanya pun hanya dibutuhkan waktu 0.8 detik tanpa suara apapun. Jika kalian beranggapan bahwa tipe kamera yang motorik seperti ini rawan rusak, jangan salah. Ada proteksi Free Fall yang memungkinkan kamera langsung menutup jika merasakan gravitasi yang cepat/jatuh. Dan lagi proses naik turunnya ini sudah diuji coba sebanyak lebih dari 200.000 kali!
Kamera Depan 16MP Bikin Cerah.




Ini adalah bagian paling menarik dan bikin ponsel OPPO Reno 10X Zoom ini menjadi a-must-have bagi para konten kreator. Nggak cukup satu! Ada tiga kamera langsung yang terletak di bagian belakang dari ponsel pintar ini. kamera utama dibekali resolusi sebesar 48MP yang mampu menangkap gambar dengan lebih baik. Ada pula kamera wide 8MP yang digunakan untuk memotret dengan range yang lebih luas. Dan lensa teleskoptik 13MP yang disematkan untuk memfoto objek dari jarak yang jauh hingga perbesaran 10 kali! Gila nggak tuh!

Ketiganya menyajikan kombinasi yang tanpa batas saat membuat konten. Sebut saja lensa teleskoptik dapat digunakan saat kita ingin mencari sudut pandang baru terhadap objek. Dengan perbesaran yang besar, maka detail-detail foto akan lebih terlihat. Bukaan penuh 16-160mm terbukti efektif untuk menjangkau fokus yang lebih baik. Ada pula mode malam yang disokong lensa Sony IMX 586 dengan sensor ½.0”, bukaan lensa f/1.7 yang memungkinkan kita memotret dalam keadaan rendah cahaya.
Hasil Standar Foto OPPO Reno 10X Zoom.
Foto Standar dari OPPO Reno 10X Zoom.
Perbesaran 2X.
Perbesaran 6X.
Perbsaran 10X.
Wide Angle.
Wide Angle + Zoom
Potrait Pun Nggak Masalah.
Kemampuan untuk merekam video pun saat ini sudah amat tinggi. OPPO Reno 10X Zoom ini dapat merekam hingga resolusi 4K! Jernih sekali. Ada pula autofocus yang mendukung pengambilan gambar atau video secara lebih maksimal!
Merekam dengan jernih hingga resolusi 4K.
Ini adalah contoh video yang saya ambil dengan resolusi 4K. Namun pada saat diupload di media streaming, maksimal resolusi yang didapat adalah Full HD. Tapi, masih jelas, dong!






Semua keunggulan yang ada di atas kemudian dirangkum dengan bodi yang futuristik. Layar infinity display dengan panoramic scene 6.6” menjadikannya tampil dengan lebih berkelas. Tidak ada lubang atau ornamen pada layar sehingga rasio screen-to-body dapat mencapai 93,1%. Dan juga pemindai sidik jari yang ada di bawah layar menjadi standar ponsel yang futuristik. Dua warna yaitu Ocean Green dan Jet Black dihadirkan sebagai warna yang kalem namun tetap tegas. Di belakang pun ada o-dot yang melindungi bagian belakang agar tidak tergores. Yang tak kalah penting, Dolby Atmos hadir di ponsel ini! Jadi menghasilkan suara yang lebih baik. Mantul!
Tampilan Belakang OPPO Reno 10X Zoom varian Ocean Green. Keren, ya!
Nggak Ada Notch yang Mengganggu. Full Display!
Setelah puas mencoba, para peserta yang terdiri dari blogger dan media pun berfoto bersama! Tentunya pakai OPPO Reno 10X Zoom, loh.
Para Blogger Berfoto Bersama. 
Bagi saya, pekerjaan sebagai konten kreator atau pencipta konten ini merupakan pekerjaan yag tidak begitu sulit asal kita dapat memaksimalkan apa yang kita punya, melihat lebih jeli, mendengar lebih banyak, dan cepat bereaksi terhadap apapun. Nah, di lokakarya OPPO Reno Zoom Indonesia: Wonderful Journey ini saya menemukan smartphone yang cocok bagi kalian yang ingin terjun menjadi konten kreator. Dengan harga Rp 12.999.000,-, OPPO Reno 10X Zoom ini memiliki segala hal yang kalian butuhkan mulai dari kameranya yang mampu menangkap lebih jauh dan lebih lebar, memori yang besar, baterai yang kuat dan tahan lama, dan kamera depan yang motorik hingga tidak mengganggu tampilan layar. Semuanya dibungkus dengan bodi mewah nan futuristik dengan dapur pacu terbaik saat ini. Jadi, nggak ada alasan untuk menunda membuat konten, kan? Sekarang tinggal kalian apakah ingin mencobanya?

Cheers!

Oh, ya. Untuk lebih tahu tentang OPPO Reno 10X Zoom sekaligus pengalaman saya mencoba varian ini saat lokakarya OPPO Reno Zoom Indonesia: Wonderful Journey tanggal 6 Juli 2018 kemarin, berikut vlog saya. Di sini kalian bisa melihat langsung suasana pada saat acara hingga contoh foto dan video saat menggunakan OPPO Reno 10X Zoom ini! Check this out!