Jakarta dan Segala Hal yang Serba Cepat


Nggak terasa sudah hampir tiga bulan aku menetap di Jakarta. Yap, merantau ke ibukota tampaknya adalah pilihan paling ekstrem yang pernah kuambil. Selain karena lingkungan yang baru, aku juga harus beradaptasi dengan kebiasaan yang baru. 

Contohnya nih ketika masih menetap di Palembang, aku terbiasa ‘nerimo’ apapun. Segalanya juga tampak jauh lebih mudah dan santai. Namun, ketika di Jakarta, pola kehidupanku pun mendadak berubah 180 derajat! Bisa kukatakan kalau di Jakarta, 24 jam sama sekali nggak cukup. Setidaknya itu yang kurasakan. Waktu kayak terasa jauh lebih cepat.

Belum lagi pola kehidupanku di sini yang semakin konstan. Maksudku, berbeda dengan di Palembang, kali ini aku mulai hidup dengan jadwal yang lebih tersusun rapat dan padat. Miss sedikit sudah pasti dapat teguran. Jadi, segalanya dituntut sempurna malah sama sekali nggak ada waktu untuk bersantai.

Nah hal inilah yang menyebabkan aku jadi sama sekali nggak bisa buang-buang waktu. Dalam hal apapun. Penginnya serba praktis dan mudah. Mau ke suatu tempat yang dekat pasti lebih memilih jalan kaki dibanding naik kendaraan. 

Belum lagi macetnya itu loh. Selain itu kalau dulu hobi keliling-keliling cari makan, sekarang udah mulai jajan pakai aplikasi online. Sembari menunggu makanan datang, bisa kerjain yang lain bukan? Win win solution!

Apalagi dalam urusan belanja. Ya, rasanya menghabiskan waktu beberapa jam untuk mencari satu barang di mal atau pasar itu adalah perbuatan yang sia-sia. Kalau dulu di Palembang terasa amat menyenangkan, sekarang malah buang waktu dan tenaga. Pastinya aku mikirin ongkos yang nggak sedikit pula, belum macetnya, dan belum tentu dapat barang yang diinginkan. Pastinya makin bikin kelimpungan.


Tampaknya hal inilah yang mendasari lahan e-commerce sekarang diminati. Orang-orang seperti aku yang pingin belanja tanpa punya banyak waktu jadi sasaran utama. Mencari barang cepat dan tepat tanpa perlu susah payah mencari jadi poin utama. Fenomena ini pun didukung dengan kemajuan digital yang semakin pesat seperti saat ini.

Coba tanya, siapa sih yang nggak pernah belanja online? Paling nggak nih ter-install satu aplikasi belanja online? Pasti kebanyakan orang punya minimal satu aplikasi tersebut. Perubahan gaya hidup dari yang konvensional menjadi digital lambat laun mulai terasa apalagi sejak beragam raksasa start up tumbuh subur di Indonesia.

Di era digital seperti saat ini juga, kemudahan dan kenyamanan berbelanja jadi terjamin. Kita sama sekali nggak perlu mengalokasikan waktu khusus. Bisa sembari istirahat makan siang, atau menjelang tidur malam. Di kantor bahkan di kamar mandi pun bisa. 

Tinggal skrol skrol dan klik, dan duduk cantik menunggu barang datang ke rumah sendiri. Pembayarannya pun beraneka ragam mulai dari dompet digital hingga akun virtual. Pokoknya serba cepat deh. Hal inilah yang mungkin ketika di Palembang nggak terlalu berasa bagiku, namun saat di Jakarta amat bersyukur ada.

Belum lagi beragam promo yang ditawarin e-commerce mulai dari diskon hari belanja nasional hingga gratis ongkir dengan belanja minimal nominal tertentu pastilah jadi hasrat yang sulit untuk ditahan bagi orang-orang seperti aku. Ada aja godaan buat check out barang yang dipingin. Pokoknya beli dulu sebelum kehabisan promonya!

Tanpa kita sadari, pola kehidupan kita pun mulai beralih.

Utopia seperti saat ini sama sekali nggak akan terjadi apabila logistik tak terpenuhi. Ya, menurutku malah tanpa logistik yang mumpuni, peran aplikasi tak lagi jadi kunci. Logistik amat krusial untuk melengkapi segala kemudahan yang didapat tadi. 

Nggak sedikit orang yang batal membeli karena logistik nggak terjangkau ke lokasi pembeli. Atau batas waktu pengiriman yang lama yang bikin sebal. Belum lagi ongkos kirim yang kadang bikin kantung menjerit. Aww!

Nah, itu juga yang aku rasakan di Jakarta ini. Meski istilahnya Jakarta pusat dari segalanya, tapi aku tetap cari pilihan logistik yang terbaiklah. Contohnya kayak kemarin nih. Keyboard laptopku rusak dan segera ada deadline yang harus aku kerjakan minimal dua hari ke depan. Buat cari ke mal? Duh nggak punya waktu! 

Untunglah aku buka satu e-commerce kemudian mencari barang yang kubutuhkan. Pengirimannya tentu ada JNE YES. Yap, sesuai kebutuhan, JNE selalu jadi pilihan buatku yang memang membutuhkan waktu pengiriman yang cepat namun juga terjangkau. Alhasil setelah barang datang, aku langsung dapat mengerjakan pekerjaanku sebelum deadline. Serba cepat!

Atau saat ketinggalan barang di Palembang, aku selalu bilang ke Adik buat kirimin barang via JNE aja. Bukan tanpa alasan sih. Tiap pagi, mobil box JNE pasti udah nangkring antar barang di ruang paket apartemen. Pastinya nggak perlu khawatir bila waktu pengiriman sesuai dengan estimasi. Semua beres deh. Jadi makin yakin!

Kemudahan yang seperti itulah yang kadang bikin aku malas untuk belanja ke luar lagi. pola hidup yang serba digital bikin apapun jadi mudah, nggak terbatas pada kondisi apapun. kita dapat mengakses semua hal dalam satu genggaman tangan saja. Yang paling penting sih barang bisa cepat sampai di tangan dengan jangkauan yang sama luasnya. Dan tidak lupa: CEPAT! Sesuai dengan kehidupanku di Jakarta.


Secara garis besar, Jakarta berhasil mengubahku jadi pribadi yang beda dengan sebelumnya. Seperti menemukan kepribadian baru. Bila di kota metropolitan seperti Palembang aku masih bisa bersantai, namun di sini aku dituntut jadi pribadi yang lebih cepat. Pertanyaannya adalah, apakah bisa aku bertahan? Jawabannya sih harus. Karena dengan segala kemudahan yang ada di tangan, seharusnya semua bisa kan?