once upon a time.

uyee. ini posting pertama di bulan maret. udah hampir 3 minggu gak posting lagi. *bersihin sarang laba-laba*

hehe. ga ada acara khusus sih buat posting. cuma lagi kepengen aja. :D 

dan kali ini posting tentang apaan ya? *mikir* -__-

okelah, sebagai pembuka, saya ingin bertanya. pernahkah kalian membaca sebuah cerita dongeng? mungkin hampir 90% orang sudah pernah membaca cerita dongeng waktu kecil ataupun cerita fiksi yang sekarang udah sangat berkembang. pasti kalian pada tahu tentang dongeng cinderella, snow white, si kancil dan buaya, dan sejenisnya, bukan? dan kalian juga pasti hobi menonton film seperti harry potter, lord of the rings, dan sederetan film box office lainnya. 

well, kenapa saya membahas tentang dongeng?
jawabannya karena, saya (pernah) bermimpi untuk bisa jadi seperti tokoh di dalam dongeng.

saya (pernah) berandai-andai jika saya adalah pangeran tampan pewaris tahta sebuah kerajaan. sedang mencari seorang putri yang kemudian bertemu dengan seorang gadis desa yang mempesona. jatuh cinta. lalu menikah. hidup bahagia selamanya. haha. hidup jadi begitu mudah bila melihat kenyataan seperti itu. cukup diam, sedikit mencari, lalu kembali dengan seorang tambatan hati. what an easy life !

atau saya juga pernah bermimpi menjadi tokoh sebuah film tentang sihir. bersekolah di sekolah sihir, memegang tongkat dan melihat makhluk ajaib lainnya. menaiki sapu terbang, merapalkan mantra-mantra sihir. dan saya rasa kehidupan saya bakal terlihat lebih keren. 

haha :D

saya selalu berpikir, lebih mudah hidup di sebuah negeri dongeng. semua terlihat baik-baik saja. masalah dengan mudahnya terselesaikan. dan yang paling penting, tokoh utama selalu hidup bahagia akhirnya. 

tapi sayangnya saya tidak hidup di dunia seperti itu.

saya hidup di dunia yang penuh perjuangan. mulai dari perjuangan seorang ibu yang melahirkan saya dengan selamat. perjuangan ayah yang senantiasa menepuk nyamuk yang mengganggu lelapnya tidur saya. perjuangan saya untuk masuk sekolah, sekedar mencuri waktu untuk bermain. bahkan perjuangan itu semakin terasa ketika masuk ke masa remaja. masalah datang silih berganti, perjuangan mendapatkan teman baik, perjuangan mendapatkan pujaan hati, perjuangan mendapatkan nilai baik, dan perjuangan lainnya. 

dan saya bertanya, kapankah saya bisa bahagia bila perjuangan satu berakhir lalu diisi dengan perjuangan lainnya?

tadi pagi saya ke pasar tradisional, saya melihat ada orang yang kehilangan sepeda motornya. di sisi lain, ada seorang pencopet yang sedang dihakimi massa. ada juga seorang nenek yang dengan suara keras meneriakkan dagangannya. mereka, dalam tahap ini, sedang berjuang untuk mendapatkan apa yang mereka sebut kebahagiaan, padahal yang terlihat, mereka sama sekali tidak bahagia.

saya bertanya lagi, kemana Tuhan?
Sebegitu tegakah Dia yang tidak memberikan kebahagiaan kepada mereka, dan juga saya? kenapa kami hanya dibiarkan berjuang, namun mencicip kebahagiaan sesaat lalu berjuang lagi.

Andai saya hidup di negeri dongeng, mungkin nenek-nenek tadi sudah berada di depan perapian, merajut sweater lucu untuk cucunya.

Tapi di tahap inilah saya menyadari, Tuhan ada.
Dia memberikan pilihan-pilihan di setiap hidup kita. Pilihan-pilihan itu memiliki inti yang menuju pada kebahagiaan. Satu pilihan menawarkan kebahagiaan sesaat, pilihan yang lain menawarkan bahagia jangka panjang. kadang untuk mencapai kebahagiaan jangka panjang itu, kita harus berjuang lebih, lebih, dan lebih. Dan mencapai kebahagiaan sesaat itu memiliki perjuangan yang relatif sedikit, namun kita diharuskan berjuang lagi bila selesai mencicipi.

Saya memang tidak hidup di dunia dongeng, tapi untuk mencapai happily ever after, saya juga gak perlu kan menunggu berandai adanya pembuka once upon a time. saya cukup menikmati kebahagiaan yang ada, jika diharuskan berjuang lagi saya harus siap. bukankah hidup adalah pilihan?

Tidak ada komentar

Posting Komentar