HA!

Saya gatau mau ngapain saya saat ini. Saya hanya ingin bercerita. Tentang apa? Saya juga tidak tahu. Perlukah saya memiliki alasan untuk bercerita? 

Satu hal kecil bisa berakibat ke semua hal yang besar, ya? Haha. Saya bingung. Harus darimana saya mulai membuka kisah ini, kisah yang seharusnya hanya ada di dalam benak saya. Kisah yang seharusnya tidak saya bagi kepada siapapun. Ntahlah. Setan apa yang merasuki diri saya untuk bercerita seperti ini, atau hanya saya yang takut kisah ini hilang oleh waktu yang merajang. Sekali lagi ntahlah.

Ha!

Tidakkah pernah kamu merasakan ingin memiliki seseorang walaupun kamu tahu bahwa orang tersebut tidak akan pernah dapat kamu miliki?

Rumit ya bahasanya? Saya sendiri jadi bingung. HAHA. Yang jelas, DIA berada dekat denganmu, menghabiskan banyak waktu bersama denganmu, dengannya kamu bercerita, dan semua yang kamu pikirkan hanyalah DIA? Kebahagiaanmu adalah DIA. Kesedihanmu adalah DIA. Senyummu adalah DIA. Tangismu adalah DIA. Dan bagaimana jika DIA tidak menjadikanmu seperti itu? Kamu menjadikannya PRIORITAS UTAMA dalam melangkah, menjalani kehidupan, sementara DIA menjadikanmu PILIHAN TERAKHIRNYA. HA!

HAHA. Sebentar. Izinkan saya tertawa sebentar.

Bagaimana rasanya? Saya tidak tahu. Rasanya aneh. Rasa yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Ada manis, asin, asam, pahit, dan satu rasa lainnya. Satu rasa yang tidak bisa saya jelaskan lewat kata-kata. HA! Memang ada banyak hal yang tidak bisa diungkapkan lewat kata-kata, termasuk rasa seperti ini. Double HA!

Ada satu bagian dirimu merasa sedikit nyeri, tapi di bagian yang lain kamu takut kehilangan. Jadi yang mana yang kamu pilih? Jawabannya, ntahlah.

Kenapa ntahlah?

Karena saya telah mempercayakan hal itu semua pada waktu. Tapi ternyata (lagi-lagi) waktu berkhianat. HA! Perasaan itu kadaluarsa. Rusak tapi masih berisi. Tetap dan masih terbungkus rapi. 

Saya terlalu terbawa emosi. Izinkan saya bernafas sejenak.

Baiklah, saya hanya ingin bercerita satu kalimat lagi. INTI dari semua ini.
ADA
SATU
RASA
SELAIN
EMPAT
RASA
YANG
TELAH ADA,
RASA
YANG
SAYA
PENDAM
KEPADA
DIA
Tapi
SAYA
SADAR
TANPA SAYA
DIA
BISA
LEBIH
BAIK
Bagaimana? Jawabannya Ntahlah.

Tidak ada komentar

Posting Komentar