Flash Blogging: Melihat Kemajuan Indonesia Melalui Asian Games 2018

Apakah kalian tahu acara besar bagi Indonesia tahun 2018? Mungkin kebanyakan dari kalian bakal bilang tahu. Bahkan beberapa mungkin memang sudah menantikan dengan antusias. Memang, beberapa tahun terakhir, gema perhelatan akbar olahraga se-Asia empat tahunan tersebut sudah mulai disuarakan. Digaungkan ke seluruh penjuru negeri. 




Puncaknya, Agustus lalu, di tengah lautan manusia yang menyaksikan di Lapangan Silang Monas, Gambir, Presiden Joko Widodo naik ke atas panggung, melesatkan anak panah ke target sebagai tanda hitung mundur satu tahun menjelang even ini.

Namun pertanyaannya adalah, apakah kalian tahu apa makna Asian Games 2018 tersebut untuk Indonesia? 

Banyak yang bilang Asian Games hanya jadi ajang hura-hura Indonesia. Pesta olahraga lima puluh negara yang menghabiskan banyak anggaran negara. Tapi, seperti kata pepatah, kita tak boleh menilai sesuatu hanya dari tampilan luarnya saja, bukan? Asian Games nyatanya jauh lebih bermakna dari apa yang kita pikirkan.

Hitung Mundur. (Sumber di sini)

Adalah Flash Blogging, sebuah acara yang digagas oleh Kominfo yang mempertemukan seluruh bloger di Palembang untuk menulis tentang Asian Games 2018. Kegiatan ini dilaksanakan di Novotel Palembang dengan menghadirkan tiga narasumber yang keren dan berkompetensi untuk memberikan materi yang tak kalah informatif. Di sini, para bloger diberikan gambaran bagaimana Asian Games tahun depan akan digelar dan bagaimana kesiapan Indonesia saat menyambutnya.

Sejujurnya, saya tidak terlalu paham mengenai Asian Games. Beberapa hal yang ada di pikiran saya ketika mendengar kata ini hanyalah olahraga serupa olimpiade untuk Asia. Selebihnya saya nggak terlalu tertarik untuk menyimak. Nah saat acara Flash Blogging ini dilaksanakan, barulah saya bisa mengenalnya lebih dalam.

Acara ini dibuka oleh ibu Rosarita Niken selaku Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementrian Komunkasi dan Informatika Republik Indonesia. Flash Blogging ini merupakan bagian dari acara Sinergi Aksi Informasi dan Komunikasi (SAIK) yang mempertemukan para pemangku kepentingan Kominfo. Nah, di Flash Blogging sendiri, Beliau mengatakan pentingnya para bloger untuk menyampaikan informasi yang tak terbatas ruang dan waktu. Sebab, di era mediamorfosis seperti saat ini, informasi dapat diperoleh dari mana saja baik terverifikasi maupun tidak. Dan para bloger seharusnya bisa menjadi ujung tombak penyebaran informasi ini.


Ibu Niken Membuka Flash Blogging


Menilik sejarah, Asian Games telah dilaksanakan sebanyak 17 kali sejak dicetuskan pertama kali pada tahun 1951. Indonesia sendiri baru kebagian menjadi tuan rumah satu kali yaitu pada Asian Games IV pada tahun 1962 di Jakarta. Dan sekarang, sejarah itu berulang.

Sejak diumumkan menjadi tuan rumah secara resmi saat penutupan Asian Games XVII di Incheon, Korea Selatan tiga tahun lalu, Indonesia mulai melakukan persiapan. Persiapan ini meliputi banyak hal yaitu tempat bertanding, tempat menginap atlet, bahkan infrastruktur. Bapak Bambang Suprianto dari INASGOC memberikan penjelasan mengenai kesiapan tersebut lewat kacamata ‘desa atlet’.


Bapak Bambang dari INASGOC


Dengan lebih kurang 40 olahraga yang dipertandingkan pada Asian Games XVIII tahun depan, maka Jakarta dan Palembang dipilih untuk menjadi tuan rumah perhelatan olahraga tersebut. Dan rumah atlet untuk tempat menginap menjadi hal yang krusial. Saat ini, pembangunan yang sudah dilakukan hampir sepenuhnya selesai. Dan dalam membuatnya, Pak Bambang bilang bahwa semuanya tidak sembarang. Berbeda dengan perhelatan serupa se-Asia Tenggara beberapa tahun lalu, kali ini semuanya ditingkatkan mengacu pada standar OCA. Contohnya kamar-kamar yang semula untuk 6 atlet, sekarang menjadi tiga atlet saja. Selain itu, dapur yang dulu semi permanen pun digubah menjadi permanen. Pemerintah memperhatikan betul kenyamanan atlet saat bertanding.

Keamanan pun juga terjamin. Tidak sembarang orang dapat masuk ke kawasan rumah atlet. Mereka harus melalui berbagai tahapan verifikasi dan audit hingga akhirnya diperkenankan masuk. Hal ini semata-mata untuk menjamin tidak ada hal yang tidak diinginkan terjadi di kemudian hari. Untuk hiburan pun, semua sudah ada. Plasa seni dan budaya yang memungkinkan para delegasi melaksanakan pertunjukkan, kemudian hiburan seperti kursi pijat dihadirkan. Dan ini menjadi tonggak sejarah baru Indonesia.

Selanjutnya materi diberikan kepada Pak Handoko. Beliau menceritakan tentang sudut-sudut lain istana yang nggak kita tahu. Ternyata banyak sekali cerita yang diberikan mulai dari paspampres dan kerja nyata pemerintahan. Beliau mengharapkan melalui Asian Games ini, Indonesia dapat menjadi energi Asia.


Pak Handoko dari Tim Komunikasi Presiden


Pak Sukardi Rinakit pun memberikan sambutan. Beliau menceritakan pengalamannya sebagai staf khusus kepresidenana. Beliau menjarkan tiga hal untuk para bloger: jangan mudah merasa kecewa terhadapa apa yang akan terjadi, selalu data, data, dan data, lalu jangan biarkan presepsi mempengaruhi pikiran. Selalu ricek dan ricek. Beliau menyampaikannya sembari sesekali bercanda.


"Jangan pernah lelah mencintai Indonesia!" kata Pak Sukardi.


Terakhir, Bapak Bloger Indonesia, Bapak endah memberikan materi. Ia mengajarkan kepada saya untuk menulis postingan blog yang positif namun tetap viral. Menarik dan menggelitik. Asalkan kita mampu menyentuh hati para pembacanya. Sejarahnya pun diberikan mulai dari mesin cetak hingga penyebaran web di Indonesia. Kami pun diajak untuk ikrar #BijakBersosmed.


Bapak Enda, Bapak Blogger Indonesia.

Secara garis besar, acara ini sangat baik. Saya dapat banyak ilmu dan materi yang sama sekali nggak saya pikir. Saya dapat tahu seluk-beluk Asian Games 2018 dan bagaimana Indonesia maju melalui ajang ini.




Asian Games 2018, Bersaing Sehat, Menang Bermartabat!



2 komentar