Beberapa waktu lalu, jagat media sosial dihebohkan
dengan pernyataan seorang kepala daerah yang mengatakan bahwa LRT Sumatera
Selatan itu sepi. Ucapan itu membuat gaduh banyak warga Sumatera Selatan,
terutama Palembang. Bayangkan, moda transportasi kebanggaan Sumatera Selatan
yang menjadi satu-satunya transportasi kereta ringan di Indonesia dulu dinilai
tidak sesuai dengan fungsinya. Akan tetapi, nyatanya anggapan tersebut salah.
Sebagai orang yang tinggal langsung di Palembang, aku
merasakan benar manfaat dari LRT Palembang ini. Moda transportasi yang
menghubungkan Bandara hingga Jakabaring ini terdiri atas 13 stasiun. Dilansir
dari Instagram Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Selatan, stasiun-stasiun
tersebut meliputi Stasiun Bandara, Stasiun Asrama Haji, Stasiun Punti Kayu /
Telkom, Stasiun RSUD, Stasiun Demang Lebar Daun, Stasiun Palembang Icon / Bumi
Sriwijaya, Syasiun Dishub Kominfo, Stasiun Pasar Cinde, Stasiun Jembatan
Ampera, Stasiun Polresta, Stasiun Jakabaring, dan stasiun paling terakhir yaitu
Stasiun DJKA / OPI Mall. Ketiga belas stasiun itu membentang dari sisi ilir
ingga ulu kota Palembang.
Memudahkan Dalam Mobilisasi
Nggak dapat dipungkiri ketiga belas stasiun tersebut
sangat memudahkan masyarakat Palembang untuk bermobilisasi. Sebut saja misalnya
baru dari Bandara dan tinggal di ulu kota Palembang. Pastinya mencari taksi di
bandara menjadi salah satu pekerjaan yang melelahkan. Belum lagi ongkosnya yang
lumayan. Dengan adanya LRT, dari Bandara bisa langsung ke tengah kota hanya
dengan Rp 10.000 loh. Naik ke stasiun dan duduk anteng. Mudah dan murah.
Pun sebaliknya. Ketika menuju ke Bandara, meski banyak
pilihan transportasi lain, naik LRT Palembang menjadi salah satu pilihan
favorit bagi masyarakat Palembang. Nggak butuh waktu lama, tinggal ke stasiun,
naik, dan voila udah sampe langsung di bandara. Tinggal check in deh.
Mudah bukan?
Bukan hanya dari dan ke bandara, keberadaan ketiga
belas stasiun tersebut juga berada di titik-titik ramai masyarakat loh. Sebut
saja stasiun asrama haji yang menjadi stasiun utama di daeran ‘kilometer’
untuk pergi ke ‘tengah kota’. Mau ke rumah sakit? Bisa berhenti di
stasiun RSUD Siti Fatimah yang tepat langsung di depan rumah sakit. Mau
belanja? Bisa ke stasiun Bumi Sriwijaya. Di depannya ada pusat perbelanjaan
Palembang Icon. Palembang Square pun dekat hanya tinggal jalan.
Mau lebih tradisional? Stasiun Pasar Cinde jadi
jawaban. Terletak tepat di atas pasar tradisional ini menyajikan beragam
kebutuhan rumah tangga. Atau malah mau ke pusat pemerintahan? Ada di Stasiun
Dishub Kominfo yang ada di depan Kantor Gubernur Sumatera Selatan. Di
sekitarnya terdapat kantor-kantor vital yang bisa dikunjungi.
Tak hanya itu, LRT juga memberikan Stasiun Ampera
sebagai poros ulu dan ilir. Di sini beragam moda transportasi lanjutan tersedia
dan mudah dijangkau. Ke pusat olehraga ada Stasiun Jakabaring. Tepat di depan
kawasan Jakabaring Sport City bikin mudah untuk sekadar joging tiap weekend
pagi. Dan ujung sekali bagi yang tinggal di kawasan ulu sangat penting. Stasiun
DJKA jadi titik awal dan akhir dari LRT Palembang.
Kemudahan juga diberikan oleh Dinas Perhubungan
Provinsi Sumatera Selatan sehingga membuat nyaman masyarakat untuk Ngider
Bareng Manghub. Dengan program dari Dishub Provinsi Sumatera Selatan, sudah
pastinya memudahkan masyarakat untuk terus menggunakan LRT seperti Feeder,
kartu khusus bulanan, hingga akses penghubung yang semakin banyak. Tentunya
makin memastikan diri untuk menuju Sumsel Maju untuk Semua.
Bravo!
Tidak ada komentar
Posting Komentar