7 Kuliner Palembang yang Cocok Buat Oleh-Oleh Selain Pempek!

Ngomongin Palembang, kita pasti ngomongin pempek. Panganan yang terbuat dari daging ikan yang dicampur dengan tepung tapioka ini dari dulu sudah jadi trademark sebagai kuliner khas Palembang yang harus dicobain. Tak terhitung jumlahnya berapa banyak kios-kios pempek yang ada di kota ini mulai dari restoran mewah hingga pedagang kaki lima. Pun untuk oleh-oleh. Kebanyakan wisatawan membawa Pempek sebagai kuliner Palembang yang dijadikan buah tangan untuk kembali ke daerah masing-masing. 
Kepopuleran pempek memang sulit ditandingi. Banyak turunan pempek seperti tekwan dan model juga laris di pasaran. Akan tetapi bila ingin menilik kuliner Palembang lebih dalam, banyak sekali kuliner Palembang yang juga menarik untuk disantap. Dan tentunya panganan-panganan ini sangat cocok dijadikan oleh-oleh, loh. 

  • Kemplang Bakar
Sumatera umumnya amat terkenal dengan olahan ikan. Dengan demografi yang kebanyakan sungai dan laut, mau nggak mau ikan jadi komoditi utama untuk diolah. Untuk itulah, banyak sekali olahan ikan yang dibuat sebagai makanan ringan seperti kerupuk, getas, atau nama-nama lainnya. Di Palembang sendiri, ada kuliner khas dengan olahan yang sama yaitu kemplang. Kemplang terbuat dari olahan ikan dan tepung yang dibakar di atas bara yang panas. Biasanya, kemplang bakar ini dijual dalam wadah plastik dengan isi yang bervariasi. Di dalam kemasannya terdapat sambal yang cocok dimakan bersama. Rasa gurih daging ikan amat terasa ketika kita menyantapnya. 

  • Lempok Durian
Lempok durian adalah kuliner khas Sumatera Selatan yang menggunakan buah durian sebagai bahan baku utama pembuatannya ditambah gul dan garam. Teksturnya mirip dodol meski keduanya berasal dari bahan pembuat yang berbeda. Namun, dari segi pembuatannya keduanya sama-sama diaduk di panci besar dengan api sedang hingga kurang lebih 4 jam. Rasanya yang manis dan legit dengan bau khas durian menjadi daya tarik tersendiri ketika mencicipi kuliner ini. Biasanya, lempok durian dikemas dalam wadah plastik dengan panjang sebesar telapak tangan dan disajikan dengan cara memotongnya—mirip pempek lenjer. 

  • Sambal Lingkung
Bukan. Ini bukan sambal seperti yang orang tahu kebanyakan. Sambal lingkung sama sekali tidak mengandung olahan cabai. Sambali lingkung adalah panganan mirip abon namun terbuat dari ikan. Biasanya ikan yang dipakai adalah ikan tenggiri atau gabus. Daging ikan dicanpur dengan santan kelapa dan rempah-rempah lainnya. Biasanya sambal lingkung dapat ditemui ketika hari besar keagamaan. 

  • Gulo Puan
Gulu puan dipercaya sebagai makanan para bangsawan. Terbuat dari susu kerbau rawa dari kawasan Ogan Komering Ilir, gulo puan adalah kudapan bertekstur berpasir dan manis. Gulo puan ini biasanya jadi kawan kopi pahit dan roti tawar. Dengan rasa mirip kue karamel, gulo puan sangat cocok dijadikan oleh-oleh Palembang yang manis. Saat ini, gulo puan merupakan makanan yang sukar dicari. Namun, panganan ini sering kali hadir di pelataran Masjid Agung Palembang setiap Jumat menjelang Salat Jumat. 

  • Telok Ukan
Mencari sesuatu yang beda dan unik? Telok Ukan bisa jadi pilihan. Kuliner yang terbuat dari telur bebek yang isinya dikeluarkan lalu dicampur rempah dan santan dan dimasukkan kembali ini memiliki rasa gurih nan unik. Telok Ukan saat ini pun langka. Kalian bisa menemuinya di dekat pasar 10 Ulu. Telok ini biasa dimakan dengan olahan ketan—mirip lemper. 

  • Maksuba 
Banyak sekali versi tentang kue basah satu ini. Maksuba bisa dibilang kue basah wajib yang pasti ada di rumah-rumah ketika hari-hari besar seperti hari raya keagamaan atau pernikahan. Cerita dibalik kuliner ini pun menarik untuk disimak. Mulanya dulu maksuba dipercaya sebagai penanda bagi gadis Palembang yang siap berumah tangga. Maksuba sendiri dibuat dari puluhan butir telur yang dipanggang berlapis-lapis beserta bahan-bahan lain. Sekilas mirip dengan kue lapis legit. Namun maksuba memiliki rasa yang lebih lembut ketika digigit. 

  • Lapan Jam 
Hampir mirip dengan maksuba, lapan jam juga merupakan kuliner yang biasa ditemui di hari-hari besar. Pembuatannya yang memiliki total waktu hingga delapan jam—sesuai namanya yang membuat unik kuliner ini. Nama lapan jam sendiri dipercaya sebagai bentuk keseimbangan masyarakat Palembang yang membagi satu hari jadi tiga perkara, bekerja, ibadah dan beristirahat. Filosofis bukan? Lapan jam memiliki rasa yang hampir mirip dengan maksuba. Perbedaannya hanya pada teksturnya yang lebih kenyal dan padat dengan bentuk kue cokelat tak berlapis-lapis. 

Mengenalkan Kuliner Palembang ke Khalayak Ramai 


Agar tak hanya pempek yang dikenal, maka kuliner-kuliner Palembang lainnya harus dilestarikan. Permasalahan utama yang sering muncul adalah packaging yang kurang menarik untuk jadi buah tangan. Kebanyakan kuliner yang ada di daftar atas hanya di-packing seadanya. Belum lagi porsi yang besar dengan harga yang lumayan. Contohnya untuk kedua kue basah yang sukar untuk dibawa. 

Nah, kemarin aku berkunjung ke Palembang Harum. Kios makanan khas Palembang yang menyajikan banyak sekali kuliner legendaris yang jarang ditemui. Palembang Harun terletak di Jalan Merdeka No. 811 Palembang tepatnya di depan sentra pempek Palembang di Pasar 26 Ilir. Dan aku seketika tertarik dengan dua produk baru mereka. Kue maksuba dan lapan jam dengan kemasan premium! 
Kue basah yang dijual per loyang dengan harga Rp 300.000-an ini dikemas dengan packaging praktis dan ciamik. Kue-kue ini dipotong seperti fingerfood dan dikemas higenis satu per satu dengan tambahan kotak yang premium. Kemasan ini mengingatkanku dengan kemasan bakpia kukus yang jadi pionir sebagai oleh-oleh baru dari Yogyakarta. Yang kusuka adanya asal muasal kuliner ini sebagai sarana memperkenalkannya ke khalayak ramai. Kalau soal rasa, kedua kuliner ini memiliki rasa yang otentik khas Palembang. 

Dua kuliner legendaris ini dapat dibawa pulang sebagai alternatif oleh-oleh dengan kemasan yang premium. Dengan harga Rp 75.000,- kalian bisa mendapatkannya di outlet Palembang Harum. Kedua kuliner ini juga dapat dipesan online 
Psst! Mau diskon? Saat memesan paket Maksuba dan Lapan jam baik loyang atau kemasan premium, silakan gunakan kode BMRFNDH-PLMHRM-411 buat dapetin potongan harga 10%. Lumayan banget kan? Ribet ngapalin kodenya? Cukup bilang tahu dari Bimo Rafandha ketika akan memesan. 

Sebenarnya jika dirunut banyak sekali kuliner Palembang yang bisa dijadikan oleh-oleh. Kalian tertarik mencicipi semuanya? 

Cheers! 

Pemesanan dapat menghubungi: 
Palembang Harum 
Jalan Merdeka No. 811 
0711-314810 
0813 7767 1311 

17 komentar

  1. Dari sekian banyak makanan yang sudah di jelaskan. Aku belum coba telok ukan, cakmano nian rasonyo. Beda dak raso telok ukan Samo telor asin?

    BalasHapus
  2. Makanan khas Palembang terkenal enak2 ya.. Saya paling suka bawa kemplang bakar buat oleh2
    .

    BalasHapus
  3. Lempok durian lumayan sering makan, oleh2 dari temen Lampung dan Palembang. Yang bikin penasaran malah telok ukan ni bagi aku mas.

    BalasHapus
  4. Kemplang Bakar juara.. Dulu sering dibawa sama temen Palembang. Kadang sayang mau makan karna kalau udah habis susah lagi nyarinya di mana.. 🤭🤭

    BalasHapus
  5. Aku udah pernah makan semua kecuali maksuba sama yg telur bebek tadi. Noted deh bakal beli oleh2 tersebut.

    BalasHapus
  6. Uwah, aku sih penggemar berat maksuba. Uuuh rasanya tiap lebaran pas kerumah orang selalu nyari maksuba dan cari yang paling enak hehe.

    BalasHapus
  7. Wah.. selama ini memang empek-empek yang paling terkenal ya, Mas Bimo. Padahal oleh-oleh lain sangat banyak. dan saya sangat penasaran dengan telok ukan, Mas. Rasanya seperti apa ya? hehehe.

    BalasHapus
  8. Aku belum pernah semua, hiks. Makanan dari palembang cuma empek-empek aja yang pernah kumakan. Tapi pengen deh nyoba Maksuba, tapi kalo pesen onlen, tahan lama gak ya sampe ke Jawa?

    BalasHapus
  9. Saya jadi pengen nyobain sambal lingkung itu mb. Kok seperti abon tapi warnanya lebih kuning. Kalo soal rasa, apa sama pedesnya seperti sambal-sambal lainya ya?

    BalasHapus
  10. Wah, saya terlanjur pesan mpek-mpek nih sama teman yang lagi main ke Palembang. Ntar aku pesan yang udah disebutin Bimo deh sapa tahu bisa coba semua, hehehe

    BalasHapus
  11. Informasinya bisa dijadikan referensi nih saat liburan ke Palembang nantinya. Aku tergoda dengan sambal lingkung nya sepertinya enak juga dicampur ke nasi yah,ehhehe. Dan selain itu lapan jam yang berwarna manis itu pasti juga wajib dicoba kalo ke Palembang yah.

    BalasHapus
  12. Ternyata banyak sekali ya makanan khas Palembang. Selama ini tahunya pempek Aja. Di antara semua yang disebutkan cuma tahu Kemplang Aja. Hmm yang kue basah itu kayanya enak buat dicoba. Wajib Beli saat ke Palembang ini!

    BalasHapus
  13. Kemplang itu kaya pempek bakar bukan yaa? Ampun daaah ternyata banyak juga variasi oleh2nya, telor ukan kayanya enak banget ituuuh, pensisiriiin

    BalasHapus
  14. wah mas bimo, aku mau nyoba telok ukan gimana yaa rasanya pasti buatan khas Palembang enak banget nihh

    BalasHapus
  15. Telur Ukon ini nih yang baru banget saya tahu dan beneran bikin penasaran. Apakah saya perlu titip oleh oleh ini dari teman saya yang berasal dari palembang kalau pulang kampung? Penasaran sekali.

    BalasHapus
  16. Saya baru coba pempek & kemplang. Lainnya belum pernah hehehee...
    Kue lapan jam dan maksuba-nya bikin penisirin, secara saya penggemar kue basah. Besok klo ada teman dari Palembang boleh nih jadi alternatif pilihan oleh². Taunya selama ini cuma pempek aja.

    BalasHapus
  17. Waaaahh, mau coba doong yg kue lapis-lapis itu ama lapan jam juga, penasaran deh yg manis-manis itu. Pengenlah suatu hari nanti bisa berburu makanan khas Palembang juga nih, hmmm..
    Yg kemplang itu disini juga ada dijual, katanya dibawa langsung dari Palembang.

    BalasHapus